Mohon tunggu...
Hanny Putri Fathiya
Hanny Putri Fathiya Mohon Tunggu... Mahasiswi S2 Terapan Pariwisata - Admin

Halo! Saya Hanny, seorang mahasiswa magister di bidang pengembangan dan manajemen pariwisata yang juga bekerja di industri kreatif. Blog ini adalah ruang untuk menuangkan pemikiran, pengalaman, dan ketertarikan saya terhadap pariwisata, bisnis, budaya, dan kehidupan sehari-hari. Saya percaya bahwa pariwisata bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun pengalaman yang berdampak bagi komunitas dan lingkungan. Selain itu, saya juga suka mengeksplorasi ide bisnis, menulis fiksi, serta berbagi refleksi tentang perjalanan hidup. Terima kasih sudah mampir. Semoga tulisan di sini bisa menginspirasi, mengajak berdiskusi, atau setidaknya menemani waktu santai kamu. Jangan ragu untuk berbagi pendapat di kolom komentar! 😊

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menuju Pariwisata yang Inklusif : Tantangan Infrastruktur Pejalan Kaki di Indonesia, Pejalan Kaki: "Bertahan atau Tersingkir?"

15 Februari 2025   12:04 Diperbarui: 15 Februari 2025   11:47 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi Januari 2025, kanan: Trotorar di Jln. Kemang Selatan l kiri: Trotoar di Kebayoran, Velbak 

Menuju Pariwisata yang Inklusif : Tantangan Infrastruktur Pejalan Kaki di Indonesia, Pejalan Kaki: "Bertahan atau Tersingkir?"

________

Oleh : Hanny Putri Fathiya S.Hum,  Dr. Suci Sandi Wachyuni, S.T.P, M.M, Kadek Wiweka, Ph.D

Indonesia dikenal sebagai negara dengan destinasi wisata yang kaya akan keindahan alam dan budaya. Namun, di balik pesona tersebut, terdapat permasalahan mendasar yang sering terabaikan: infrastruktur bagi pejalan kaki yang minim diakomodasi. Sering kali wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, menghadapi tantangan dalam menjelajahi destinasi wisata karena keterbatasan trotoar dan akses jalan kaki yang memadai. Hal ini menjadi sebuah ironi, di mana promosi besar-besaran terhadap pariwisata Indonesia tidak diimbangi dengan fasilitas dasar yang mendukung mobilitas pejalan kaki. Dengan infrastruktur yang kurang optimal, pengalaman wisata bisa menjadi kurang nyaman, bahkan dapat berdampak pada citra pariwisata secara keseluruhan.

Trotoar semestinya menjadi zona aman bagi para pejalan kaki. Pada kenyataannya? Pejalan kaki harus berkompetisi dengan motor dan mobil, parkir liar, pedagang kaki lima, Belum lagi kondisi jika kondisi trotoar sudah rusak. Jalanan yang seharusnya nyaman menjadi arena bertahan hidup. Ingin berjalan kaki di kota anda? Siap-siap cosplay menjadi atlet benteng Takeshi, menghindari hala rintang yang terdapat di trotoar atau terpaksa turun ke jalan raya yang berisiko. Akan lebih baik jika ada perbaikan menyeluruh dan perawatan rutin terhadap trotoar, terutama di area wisata yang ramai.

Banyak trotoar yang trotoar yang seharusnya menjadi jalur aman justru berubah fungsinya. Di beberapa titik seperti pada dokumentasi di atas, trotoar dijadikan lahan parkir liar, mendominasi ruang yang seharusnya untuk pejalan kaki. Ruang yang tersisa? Hanya cukup untuk satu-dua Langkah sebelum terhalang pedagang kaki lima atau motor yang tiba-tiba ikut “berjalan” di area pejalan kaki. 

Beberapa trotoar di kota-kota besar mulai dibenahi, memberikan ruang yang lebih nyaman bagi pejalan kaki. Seperti di daerah Kebayoran, di beberapa titik sudah terdapat trotoar yang nyaman untuk pejalan kaki. Walaupun, masih banyak area yang dihiasi pedagang kaki lima yang mengambil ruang yang lumayan banyak di trotoar. Akan lebih baik jika ada zonasi yang lebih jelas, dimana pedagang memiliki ruang khusus tanpa mengorbankan hak pejalan kaki.

Untungnya, terdapat komunitas seperti "Menuju Indonesia Walkable" yang mulai menyuarakan pentingnya trotoar yang layak. Kesadaran masyarakat terhadap hak pejalan kaki juga mulai meningkat. Akan lebih baik jika kebijakan ini didukung dengan edukasi yang lebih luas serta pengawasan yang lebih ketat.

Saatnya bertindak! Trotoar bukan ruang serbaguna, trotoar adalah hak pejalan kaki. Beberapa langkah perbaikan sudah dilakukan, tetapi masih banyak yang harus dibenahi. Pemerintah perlu menertibkan penggunaan trotoar dengan lebih tegas dan terus meningkatkan infrastrukturnya. Edukasi juga perlu diperkuat agar masyarakat memahami pentingnya trotoar sebagai jalur pejalan kaki. Jika kota-kota besar dunia bisa memiliki trotoar yang aman dan nyaman, Indonesia juga bisa mencapainya dengan kerja sama yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun