Mohon tunggu...
Hanim Rahmadina
Hanim Rahmadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Perempuan dalam Media Massa

13 Desember 2023   21:58 Diperbarui: 13 Desember 2023   21:58 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Opini Perempuan Tidak Boleh Memasuki Ruangan Peracikan Saos 

Pada serial ini, ada sebuah ruangan dengan pintu berwarna biru yang digunakan sebagai tempat untuk meracik saos. Dasiyah yang memang sejak awal bermimpi untuk menciptakan kretek dengan saos racikannya sendiri ingin sekali untuk masuk ke ruangan tersebut dan meracik saos. Namun, peracik saos sebelumnya yang adalah seorang laki-laki, melarang keras Dasiyah untuk memasuki ruangan tersebut. Karena menurutnya, ketika perempuan memasuki ruangan peracikan saos, maka rasa saosnya akan tidak enak. Dianggap bahwa perempuan yang memiliki perasaan yang seringkali berubah-ubah akan mempengaruhi rasa saos. Untuk memasuki ruangan tersebut saja sudah dilarang keras, apalagi untuk membuat racikan saos sendiri. 

Disini, terdapat representasi perempuan yang memiliki hati yang lembek dan mudah terpengaruh oleh sesuatu. Ketika perempuan membuat saos racikan sendiri, dipercaya rasanya tidak akan stabil dan akan berubah-ubah, sehingga tidak bisa mempertahankan cita rasa keaslian saosnya. Perempuan hanya boleh meracik bumbu dampur untuk membuat masakan saja, tidak perlu sampai masuk untuk meracik saos untuk kretek. Perempuan hanya cukup menggunakan feeling maupun intuisinya untuk membuat masakan saja, karena rasa masakan jikalau berbeda boleh saja tetapi saos racikan untuk kretek harus tetap konstan dan tetap dijaga keaslian rasanya untuk kepentingan usaha dan otentikasi kretek itu sendiri. 

4. Budaya Patriarki 

Budaya patriarki merupakan sistem sosial dan budaya yang menganggap lakilaki sebagai pusat kekuasaan dan kendali, sedangkan perempuan berada di bawah lakilaki. Dalam budaya patriarki, perempuan seringkali mengalami kekerasan, penindasan, dan diskriminasi dalam berbagai bentuk, antara lain. Diskriminasi di tempat kerja, pelecehan seksual, ketergantungan pada suami, pembatasan peran sosial, dll. Budaya patriarki juga menggambarkan perempuan sebagai objek seksual yang dikorbankan dan dilumpuhkan, sehingga mempengaruhi cara masyarakat menilai dan menghargai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Nilai-nilai budaya patriarki memberikan peran terbatas pada perempuan, seperti menjadi ibu rumah tangga dan melindungi mereka dari laki-laki. 

* Struktur Keluarga: 


Struktur keluarga dalam budaya patriarki seringkali bersifat hierarkis, dan laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan terbaik. Peran gender tradisional berlaku, dimana perempuan diharapkan mengambil peran sebagai ibu dan pengurus rumah tangga, dan laki-laki diharapkan mengambil peran sebagai pencari nafkah. * Pendidikan: Dalam masyarakat patriarki, perempuan dapat menghadapi hambatan dalam memperoleh pendidikan yang setara dengan laki-laki. Stereotip gender dapat membatasi pilihan pendidikan bagi perempuan dan mungkin kurang mendorong perempuan untuk mengejar karir atau pendidikan tinggi.

 * Pekerjaan dan Bisnis: 

Ketimpangan dalam kesempatan kerja dan upah masih menjadi masalah, dimana laki-laki seringkali menduduki posisi kepemimpinan dan manajerial. Perempuan juga mungkin menghadapi diskriminasi upah karena mereka dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. 

* Politik: 

Dalam sistem politik patriarki, perempuan kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan kebijakan. Norma dan stereotip gender dapat menghalangi perempuan untuk berpartisipasi dalam politik dan menduduki posisi tinggi dalam kekuasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun