Mohon tunggu...
Hanik Fadilah
Hanik Fadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi

Baru memulai menulis mengenai isu-isu ekonomi ,berharap menjadi lebih kritis dan menjadi agent of change

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Pasar Keuangan Syariah Penopang Perekonomian

23 November 2020   06:10 Diperbarui: 23 November 2020   06:59 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman saat ini tentu sangat cepat dan lebih maju. Seperti yang terjadi pada perekonomian Indonesia saat ini, dimana setiap kegiatan ekonomi yang terjadi memiliki sebab akibat dan membawa dampak perubahan yang positif. Bank Indnesia sendiri bersama pemerintah memiliki berbagai instrumen kebijakan untuk menunjang dan memajukan perekonomian terutama di pasar keuangan.

Pasar keuangan sendiri merupakan mekanisme di dalam pasar dalam melakukan transaksi jual beli yang menyediakan produk-produk keuangan berupa aset-aset berharga,valuta asing maupun saham dan obligasi. 

Sedangkan pasar keuangan syariah sendiri berisi mengenai aset-aset jual beli syariah yang tidak menggunakan suku bunga namun berdasarkan akad. Didalam pasar keuangan syariah terdapat yang namanya pasar modal syariah. 

Pasar modal syariah sendiri menyediakan jual beli seperti, saham syariah, obligasi syariah ataupun reksa dana syariah, penjualan di dalam pasar modal syariah sendiri memiliki jangka waktu yang sama dengan pasar modal konvensional yaitu jangka panjang.

Pasar modal syariah di Indonesia seiring berjalannya waktu semakin mengalami peningkatan dan mendorong sektor perekonomian di bidang investasi syariah semakin meningkat. 

Pasar modal syariah di Indonesia bersifat universal dan tidak ada ketentuan dalam memandang agama ataupun ras. Mengingat di Indonesia yang masyarakatnya mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan sendiri bagi Indonesia untuk terus meningkatkan program pasar modal syariah di masyarakat.

Percepatan pasar modal syariah berbasis investasi baik itu saham maupun obligasi menjadi instrumen terbaru yang diminati masyarakat tanpa mengkhawatirkan tingkat riba yang didapatkan. 

Karena di dalam pasar modal syariah sendiri sudah dijamin bahwa berjalannya pasar modal syariah sendiri sudah sesuai ketentuan syariah dan tidak melanggar ketentuan syariah sendiri. 

Selain itu,di pasar mdal syariah juga terdapat layanan syariah dimana di dalamnya terdapat yang namanya Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM), ASPM sendiri memiliki arti yaitu sebuah profesi yang baru diatur secara detail pada tahun 2015 sejak diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor POJK No.16/POJK.04/2015 tentang Ahli Syariah Pasar Modal. 

Adanya ASPM ini berfungsi sebagai penasihat dan pengawas jalannya aspek kesyariahan dalam kegiatan usaha pasar modal syariah pada perusahaan, selain itu ASPM sendiri dapat memberikan masukan ataupun pendapat yang menurutnya memilik arah yang positif dalam memantau kegiatan syariah yang berlangsung (dilansir dari ojk.co.id).

Selain itu, dalam layanan syariah terdapat yang namanya SOTS (Sistem Online Trading Syariah), sistem ini ada dan disiapkan oleh Perusahaan Efek Anggota Bursa yang berfungsi untuk bertransaksi dan dapat digunakan oleh investor pada saham-saham yang masuk terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) dengan menggunakan sistem transaksi berbasis online. Adanya sistem SOTS sendiri diharapkan dapat meningkatkan basis investor syariah di pasar modal dikarenakan sistem yang mudah dan nyaman.

Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini terlihat pada akhir Desember 2019, total aset pasar modal syariah mencapai Rp4.569,01 triliun yang terdiri dari, saham syariah sebesar 81,96% dengan nilai kapitalisasi pasar saham syariah sebesar Rp3.744,82 triliun; kemudia reksa dana syariah sebesar 1,18% dengan nilai aktiva bersih sebesar Rp53,74 triliun; dan sukuk korporasi dan sukuk negara sebesar 16,86% dengan nilai outstanding sebesar Rp770,45 triliun. 

Hal ini terlihat bahwa  perkembangannya aset pasar modal syariah selama lima tahun (2015 – 2019) mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 56,51% dari nilai aset sebesar Rp2.919,35 triliun pada akhir tahun 2015 yang menjadi Rp 4.569,01 triliun pada akhir tahun 2019. (sumber: Roadmap pasar modal syariah ;ojk.go.id).

Melihat peluang pada pasar modal syariah tantu hal ini membuat saham syariah juga mengalami peningkatan pada data 5 tahun terakhir, data tersebut dilihat dari tahun 2015-2019. 

Berdasarkan data saham syariah pada akhir tahun 2019, saham syariah mengalami pergerakan dalam sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi (28,09%), Utilitas dan Transportasi (12,81%), sektor Properti, Real Estate & Konstruksi (15,06%), sektor Infrastruktur, sektor Industri Dasar dan Kimia (11,91%), dan 143 saham sektor lainnya masing-masing di bawah 10%. (OJK 2019).

Kedepannya meningkatnya beberapa jumlah perusahaan efek di Bursa Efek Indonesia yang berpartisipasi di pasar modal syariah, dalam jumlah penerbitan efek syariah, nilai transaksi, dan jumlah dana kelolaan efek syariah juga akan meningkat. Agar peningkatan investasi di Indonesia sendiri juga akan menngkat sehingga dapat mendorong pergerakan roda perekonomian di Indonesia.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa ekonomi syariah mampu menjadi sumber baru untuk mendorong perekonomian Indonesia. 

Sehingga perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan berkembang pesat, hal inilah yang membuat Pemerintah terus berusaha yang terbaik dan berkomitmen untuk terus mengembangkan ekonomi syariah menuju sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional serta diharapkan ekonomi syariah nantinya mampu menjawab berbagai tantangan di dalam dinamika perekonomian nasional.

Selanjutnya langkah yang diambil pemerintah beserta Menteri Keuangan yaitu membentuk komite yang dikenal dengan nama KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), komite ini dibentuk dan diketuai oleh Presiden Joko Widodo,kemudian ketua harian yaitu Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta Sri Mulyani sebagai sekretaris.

Selain itu KNEKS juga menjalin kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk berupaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Selain itu Bank Indonesia sendiri juga mendukung pasar modal syariah terus berjalan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terbaru.

Seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan sendiri ekonomi syariah itu masih sangat terbatas dibandingkan dengan konvensional, sehingga diperlukan peningkatan dalam keuangan syariah, hal ini disampaikan beliau dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) pada acara virtual yang dilaksanakan 21/9/20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun