https://www.kwikku.com/short/read/badri-berhantu-pabrik-padi-syereem
Memang ada pabrik padi syereem? Meskipun banyak cerita tentang makhluk halus di sana, tak semua kami anggap horor. Nanti akan kuceritakan semuanya kepada kalian satu per satu.
Badri sebenarnya nama pemilik pabrik padi terbesar di kota kecilku. Kami tak lagi menyebut "pabriknya," tapi langsung bilang "Badri" untuk menyebut tempat yang jadi arena bermain favorit. Padahal tempatnya jauh, dan selain area penjemuran padi serta tempat pembakaran merang, sebenarnya tidak ada yang spesial.
Kecuali... perjalanan menuju Badri itu seru! Melewati hamparan sawah dan irigasi tempat ikan-ikan selalu menggoda kami.
***
Suatu siang di pojokan Jalan Kusuma, tak jauh dari pabrik mi keriting milik Babah Akong, kami sepakat membuat janji main ke Badri---yang katanya angker, tapi tetap saja kami datangi. Rasanya hantu dan jin-jin di sana sudah seperti teman saja, barangkali.
"Ingat Andung, bocah kurus yang suka bergelayutan di pohon waru?" ujar Toro ketika aku tiba di depan kedai, tempat anak-anak berkumpul.
"Kenapa dia?" sergahku tak sabar, sudah bersiap kabur karena melihat Toro terkikik-kikik padahal ceritanya belum selesai.
"Monyet kurus itu kena batunya," kata Toro to the point.
"Maksudmu... kecebur?" tanyaku penasaran. Toro mengangguk. Aku pun ikut terbahak. Entah kenapa, kami semua seperti menunggu-nunggu momen itu terjadi.
Andung, si jagoan kampung itu, memang selalu petantang-petenteng. Tapi begitu bergelayutan di pohon waru, tepat di pintu irigasi di depan bengkel parang Kek Marta, ia selalu sesumbar, "Bahkan monyet pun tak bisa saingan sama kekuatan tanganku!" sambil memamerkan jurus simpanse bergantung dengan satu tangan.
Aku dan Toro sama sekali tak berani tertawa di depannya. Kemarin Afi sempat kena omel gara-gara tersenyum saat melihat Andung bergaya seperti simpanse.