Mohon tunggu...
Hanif Ferdian Rafli
Hanif Ferdian Rafli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Tidar

Seorang introvert yang masih bertransformasi untuk menjadi ambivert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keresahan Pelaku Usaha Peternakan Ayam Terhadap Kenaikan Harga Pakan

3 Mei 2024   22:26 Diperbarui: 3 Mei 2024   22:38 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2)Penurunan pendapatan: Peternak unggas tidak dapat sepenuhnya membebankan kenaikan biaya produksi kepada konsumen karena harga jual ayam dan telur dikendalikan oleh pasar. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan peternak karena biaya produksi yang tinggi terkadang disertai dengan fluktuasi harga produk.

3)Pengurangan kuantitas produksi: Biaya produksi yang naik akibat harga pakan yang tinggi membuat sebagian peternak unggas terpaksa menurunkan harga produksi sampai tercapainya kestabilan harga dan ketersediaan pakan terutama jagung. Akibat yang dapat ditimbulkan adalah penurunan output produk yang dihasilkan dan dapat membuat kelangkaan produk hasil unggas jika terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, termasuk:

1)Program subsidi harga pakan: Pemerintah telah membuat program subsidi harga pakan untuk membantu peternak unggas mengatasi kenaikan biaya produksi.

2)Penerapan kebijakan impor jagung: Pemerintah telah menerapkan kebijakan impor jagung untuk meningkatkan pasokan jagung di dalam negeri dan menekan harga pakan.

Saran dan Penutup


Masalah harga pakan ternak, terutama jagung, merupakan masalah serius yang dihadapi oleh industri peternakan unggas nasional bahkan sampai di tahun 2024 ini. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini agar industri peternakan unggas dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi peternak dan konsumen. Jika tidak segera diatasi, resiko krisis produksi unggas dalam negeri dapat menjadi kenyataan. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga daging ayam dan telur, yang pada akhirnya akan menyulitkan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah:

1)Meningkatkan produksi jagung dalam negeri: Pemerintah perlu meningkatkan produksi jagung dalam negeri melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan bantuan kepada petani jagung dalam bentuk benih unggul, pupuk, dan alat pertanian.

2)Program pemerataan pertanian di daerah konsentrasi peternakan unggas: Program pemerataan pertanian dapat meningkatkan swasembada bahan pangan sekaligus bahan pakan dalam negeri. Tanaman pertanian seperti padi dan jagung menjadi konsentrasi utama pada program ini karena memiliki dwifungsi utama sebagai sumber pangan dan sumber pakan. Kesejahteraan petani dan peternak harus mendapatkan perhatian lebih karena merekalah para pelaku utama pada program ini.

3)Mengembangkan alternatif pakan ternak: Pemerintah perlu mengembangkan alternatif pakan ternak yang lebih murah dan mudah didapatkan, terutama pakan ternak sumber energi bagi ternak unggas. Pengembangan inovasi limbah hasil pertanian sebagai pakan alternatif menjadi contoh untuk pengadaan pakan alternatif ternak unggas.

Langkah-langkah strategis yang diimplementasikan dengan tepat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga pakan ternak unggas, baik pmerintah, peternak, petani, sampai tengkulak memiliki peran penting masing-masing. Peternak tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah ketika masalah seperti ini terjadi, jadilah peternak yang visioner dan inovatif dalam menyikapi sebuah masalah. Pemerintah dan dinas terkait memang memegang peranan penting untuk memegang kunci penyelesaian masalah karena faktor otoritas dan regulasi yang berlaku. Maka dari itu, konsolidasi antar pihak yang terkait dalam masalah kenaikan harga pakan unggas sangat perlu dilakukan agar dapat menemukan Solusi yang kongkrit dan tidak menimbulkan masalah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun