Mohon tunggu...
Hanifa Rahmatya Klafinofa
Hanifa Rahmatya Klafinofa Mohon Tunggu... Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Halo, perkenalkan saya Hani mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat di Universitas Indonesia. Saya memiliki minat dalam membaca berbagai karya tulis dan senang untuk kembali menceritakan karya tersebut dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Wanita Sadar Tetapi tidak melakukan SADARI : Simak Fakta Penting Tentang SADARI (Deteksi Dini Payudara) Yang Mungkin Belum Kalian Sadari!

4 Juni 2025   10:47 Diperbarui: 4 Juni 2025   10:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanker Payudara masih menjadi salah satu penyakit penyebab utama kematian global yang terus mengalami peningkatan kasus setiap tahunnya. Di Indonesia, pada tahun 2022 jumlah kasus kanker payudara mencapai 66.271 jiwa kasus baru dan sebanyak 22.598 kematian akibat kanker di Indonesia disebabkan oleh kanker payudara dan menempatkannya sebagai pembunuh kedua terbesar di antara seluruh jenis kanker. Lalu, pasti kalian bertanya sebagai perempuan yang lebih berisiko terkena kanker payudara, apa yang bisa dilakukan untuk  mencegah hal itu terjadi?

Terdapat metode pemeriksaan yang mudah dan singkat serta aman dan bisa dilakukan sendiri untuk mencegah keterlambatan diagnosis kanker payudara, yaitu SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).  Metode ini untuk mendeteksi dini adanya kelainan pada payudara, termasuk tanda awal kanker payudara. Idealnya SADARI dilakukan setiap bulan, tepatnya 7-10 hari setelah haid berakhir saat payudara dalam kondisi normal.

Ironisnya, perempuan di indonesia menyadari bahwa dirinya berisiko tetapi tidak melakukan deteksi dini. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, mengapa kesadaran tidak selalu berujung pada tindakan? Simak fakta penting tentang SADARI agar kalian semakin aware terhadap kesehatan payudara!

1. 75% - 85% keganasan kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri.

Hal ini berarti sebagian besar kasus teridentifikasi bukan melalui pemeriksaan klinis melainkan dari kesadaran individu yang mengenali adanya perubahan atau benjolan pada payudara mereka sendiri.

2. SADARI tidak hanya untuk usia tertentu!

Sadari sebaiknya diajarkan sejak remaja (usia 15-an), bukan hanya saat sudah menikah atau usia 40+. Kebiasaan sejak dini melakukan SADARI memperkuat kesadaran dan kepekaan terhadap perubahan pada tubuh sendiri.

3. SADARI tidak menggantikan pemeriksaan medis, tetapi pelengkap penting

SADARI bukan satu-satunya cara untuk deteksi dini, perempuan yang merasa dirinya beresiko dan memiliki riwayat keluarga kanker payudara tetap diperlukan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) dan Mammografi untuk wanita usia diatas 40 tahun. Namun SADARI tetap penting karena bisa dilakukan setiap bulan tanpa biaya.

4. SADARI meningkatkan "Body Awareness" dan kepercayaan diri

SADARI membantu perempuan untuk lebih mengenali kondisi payudara mereka sendiri, sehingga diharapkan dapat mendeteksi adanya kelainan dan mendorong wanita untuk lebih memperhatikan kesehatan mereka. Melakukan SADARI juga akan membangun hubungan positif dengan tubuh dan kesehatan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun