Mohon tunggu...
Nur Hanifa Ifasa
Nur Hanifa Ifasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Stop Dreaming Start Doing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Teuku Umar Melakukan Perlawanan Terhadap Penjajah di Aceh

3 November 2021   00:01 Diperbarui: 3 November 2021   00:26 12564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat Aceh melakukan perlawanan terhadap Belanda, terdapat salah satu tokoh yang memiliki peranan penting yaitu Teuku Umar. Perlawanan yang dilakukan Teuku Umar terlihat saat ia membela kampung Daya yang merupakan kampung halamannya sendiri. Selain membela kampung halamannya, Teuku Umar juga berhasil melakukan penggagalan saat Belanda ingin mendarat di Meulaboh. Terhadap daerah-daerah yang sudah melakukan pengkhianatan dan membantu Belanda, Teuku Umar menanganinya dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah tersebut. Hal yang paling terkenal dari Teuku Umar adalah saat ia melakukan siasat penyerahan diri saat menghadapi Belanda.

  • Asal Usul Teuku Umar.

Teuku Umar memiliki darah Minangkabau berasal dari leluhurnya yang bernama Datuk Machudun Sati. Ia merupakan seorang perantau yang berasal dari Minangkabau yang melakukan perantauan ke Aceh dan pada akhirnya menetap disana.

Ayah Teuku Umar juga merupakan keturunan Minangkabau yang bernama Teuku Mahmud, ia merupakan putra seorang panglima perang dari Sultan Suleiman yaitu Teuku Nanta Chi’. Selain itu Teuku Mahmud juga memiliki saudara yaitu Teuku Nanta Setia yang sepeninggal ayahnya menjadi Uleebalang Vi Mukim. Sedangkan ibu Teuku Umar adalah adik dari Uleebalang Meulaboh yang bernama Cut Mohani.

Teuku Umar dianggap sebagai sosok yang nakal namun cerdas semenjak kecil. Meski dari awal ia belum pernah bersekolah di sekolah formal, baik sekolah negeri maupun sekolah agama, namun kecerdasan dan kemampuannya sangat baik. Ada banyak pendapat mengenai citra tentang Teuku Umar. Beberapa diantaranya seperti Teuku Umar dianggap sebagai orang yang tampan, pintar dan gagah berani.

Selain itu, Teuku Umar adalah seorang petualang yang tidak terkendali. Dia tidak ingin bergantung pada kekuatan orang tuanya. Teuku Umar juga ditunjuk sebagai ketua tim karena ketangkasannya dalam berperang. Ketika Belanda menyerang Pada tahun 1873, Teuku Umar juga ikut berperang, meskipun saat itu ia masih pemula 19 tahun.

  • Pernikahan Teuku Umar

Teuku Umar baru berusia 20 tahun saat pertama kali menikah. Ia menikah dengan Nyak Sopia, Putra Uleebalang Glumpang. Dengan pernikahan ini, status Teuku Umar di masyarakat semakin tinggi karena ia menikah dengan putra seorang bangsawan. Kemudian untuk kedua kalinya Teuku Umar menikah dengan dari Nyak Malighai, putri seorang putri panglima dari Sagi 25. Nama Teuku Umar semakin tinggi di masyarakat Aceh. Setelah menikah dengan Nyak Malighai, Teuku Umar mulai menggunakan gelar Teuku.

Dengan gelar dan kekuasaannya, Teuku Umar mulai berkeinginan untuk membebaskan daerah yang dikuasai Belanda. Teuku Umar percaya dia harus memiliki tentara yang kuat dan yang telah terlatih agar dapat mencapai keinginannya. Kemudian, ia melatih pasukannya dengan kekuatan dan ilmu pedangnya. Pasukan Teuku Umar sendiri terdiri dari orang-orang pemberani, bahkan ada juga beberapa orang menyebut mereka brandal.

Pada tahun 1878 Teuku Umar mendengar berita bahwa Teuku Lamnga yaitu salah satu pemimpin pasukan Aceh telah gugur ditangan Belanda karena terkena peluru saat berperang dengan Belanda di Sela Glitarun.

Teuku Lamnga merupakan suami dari Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien sendiri sama seperti Teuku Umar yaitu sama-sama memiliki darah Minangkabau. Ayah Cut Nyak Dien merupakan Teuku Nanta Setia yang juga keturunan dari Teuku Nanta Chi’ sehingga dapat disimpulkan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar adalah saudara sepupu.

Setelah mendengar kabar tentang Teuku Lamnga, Teuku Umar segera berangkat ke Monasik. Tujuan Teuku Umar datang kesana adalah untuk berjumpa dengan pamannya yaitu Teuku Nanta Setia, Teuku Umar ingin menawarkan bantuan kepada Teuku Nanta Setia untuk merebut Vi Mukum kembali.

Tetapi pada saat itu pamannya hanya memikirkan keselamatan putrinya yaitu Cut Nyak Dien. Teuku Nanta Setia khawatir dengan nasib Cut Nyak Dien yang ditinggal meninggal oleh suaminya. Daripada meminta bantuan Teuku Umar untuk merebut kembali Vi Mukum, akhirnya Teuku Nanta Setia memilih meminta kepada Teuku Umar untuk menikahi Cut Nyak Dien. Mendengar hal itu, pihak Teuku Umar tidak menolak dan bersedia untuk menikahi Cut Nyak Dien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun