Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angka Pernikahan Dini Tinggi, Liberalisasi Mencengkeram Negeri

5 Juni 2025   12:35 Diperbarui: 5 Juni 2025   12:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angka Pernikahan Dini Tinggi, Liberalisasi Mencengkeram Negeri?

Oleh: Hanifah Tarisa Budiyanti S. Ag

Ancaman liberalisasi di negeri ini semakin tak terbendung. Liberalisasi sendiri adalah suatu paham yang menganggungkan kebebasan tanpa campur tangan dari pihak lain bahkan dari agama sekalipun. Orang yang menganut paham ini akan merasa hidupnya bebas dan hanya mengedepankan keuntungan jasadi tanpa mengindahkan aturan atau norma yang berlaku pada diri dan lingkungan. Paham inilah yang menjadi salah satu sebab meningkatnya angka pernikahan dini. Salah satunya di Kabupaten Paser.

Pada tahun 2024, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Paser menyatakan, ada 109 kasus pernikahan dini atau di bawah umur terjadi. Amir Faisol, Kepala DPPKBPPPA Paser mengatakan, pernikahan dini sebagian besarnya disebabkan married by accident (MBA).

Fenomena meningkatnya kasus pernikahan dini di Paser ini menjadi yang tertinggi di Kaltim beberapa tahun terakhir. Fenomena ini berdampak pada persoalan sosial, kesehatan generasi muda, meningkatnya risiko stunting dan kekerasan seksual pada anak. Menurut Amir, pernikahan usia anak, apalagi yang memuat unsur paksaan dapat dicirikan sebagai bentuk kekerasan seksual. Tentunya ada aspek hukum yang mengatur hal ini yaitu UU No 16 Tahun 2019 dan UU No 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

Liberalisasi Mencengkeram Negeri?

Melonjaknya angka pernikahan dini dari tahun ke tahun adalah fenomena gunung es pergaulan bebas yang menghantui negeri ini. Maraknya pernikahan dini bukanlah permasalahan yang berdiri selain sendiri melainkan ia adalah dampak dari sistem sekuler liberal hari ini yang membuat generasi tenggelam dalam pergaulan bebas.

Tidak adanya aturan yang mengatur pergaulan manusia hari ini menyebabkan rusak dan sakitnya hubungan antar lawan jenis. Hubungan laki-laki dan perempuan hari ini didominasi tujuan seksual. Bukan untuk saling menolong atau menghormati. Lihatlah bagaimana sebagian besar penyebab tingginya angka pernikahan dini adalah hamil di luar nikah. Negara semestinya merenungi akar masaah tingginya angka pernikahan dini ini yaitu maraknya pergaulan bebas. Bukannya malah mem-fasilitasi dengan memberikan dispensasi nikah.

Hal ini "wajar" jika negara memiliki karakter sekuler kapitalis. Karena negara yang memiliki karakter ini akan terus melegalisasi pemicu-pemicu kemaksiatan dan nafsu seks yang dilakukan generasi. kelab-kelab malam, tempat karaoke, lokalisasi, dan konser malah difasilitasi dengan adanya miras. Begitupun komten atau media pornografi yang hari ini berserakan di berbagai platform digital. Semua ini menegaskan bahwa negara yang bercorak sekuler kapitalis hanya mementingkan keuntungan materi namun nihil dari ruh ilahi.

Sistem pendidikan yang tidak berbasis akidah Islam juga menjadi sebab pergaulan bebas. Mata pelajaran agama diberikan terbatas hanya dua jam dalam sepekan. Muatan materinya pun juga tidak membentuk kepribadian generasi yang seharusnya memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Materi tentang aurat dan pergaulan tak banyak dipahamkan pada generasi. Berikutnya, masyarakat yang individualis menambah persoalan akan maraknya gaul bebas. Banyak masyarakat yang tidak berani menegur jika ada kawula muda yang ikhtilat (campur baur) dan khalwat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun