Menjadi mahasiswa baru bukan hanya soal adaptasi dengan lingkungan kampus, tapi juga dengan cara belajar yang berbeda dari masa sekolah. ada banyak hal baru yang harus dipahami, mulai dari sistem perkuliahan, budaya organisasi, hingga metode penugasan yang bervariatif. salah satunya adalah menulis tugas di platform digital seperti Retizen Republika atau Kompasiana.
Pada tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila kali ini, dosen memberikan tugas kepada kami untuk menulis artikel di platform tersebut dengan pendekatan respon formatif. Bagi saya pribadi menulis di platform seperti ini bukan hanya sekedar mengerjakan tugas, tetapi juga melatih diri untuk menyampaikan opini secara terbuka.
Dari metode tugas inilah saya belajar bahwa respon formatif tidak hanya penting di ruang kelas, tetapi juga relevan ketika kita menanggapi isu isu sosial dan politik yang sedang berkembang. pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan respon terhadap sebuah artikel yang ditulis oleh Drs. Study Rizal LK. tentang "Politik yang Terjebak dalam Hiburan"
Dalam kutipan beliau "Fenomena ini memperlihatkan wajah rapuhnya representasi politik di Indonesia. Mereka yang awalnya dikenal sebagai entertainer di layar kaca, kini bertransformasi menjadi legislator. Namun transformasi itu tidak sepenuhnya tuntas; jejak gaya lama masih menempel. Gestur, ucapan, hingga gaya berkomunikasi yang penuh sensasi lebih mudah menonjol ketimbang argumentasi substansial. Gedung DPR, alih-alih menjadi arena deliberasi kebijakan, justru sering dipersepsikan publik sebagai panggung drama." Menurut saya, kutipan ini semakin membuat saya membukan mata mengenai realita politik saat ini. saya setuju bahwa banyak dari kita merasa DPR sekarang semakin mirip dengan panggung hiburan ketimbang tempat serius untuk membahas masa depan. Rakyat sangan ingin memiliki wakil yang benar benar mengerti dan memperjuangkan kepentingan mereka, bukan hanya viral karena gaya bicara dan kelakuan yang sensasional. Hal yang lebih miris lagi adalah ketika banyak media saat ini yang condong dan terfokus kepada sisi hiburan para politisi dan yang ditonjolkan bukan kinerja kerja mereka, tetapi lah gimmick nya saja. Akibatnya, banyak rakyat yang merasa jauh dan tidak percaya lagi terhadap lembaga wakil rakyat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI