"lah lu kan ketua kelasnya, ngapa gua yang kudu ngadep" kataku ketus
"anjir gausah kepedean lu, ini gua disuruh ambil bola basket. Lu yang nanti ngabsen temen-temen sambil nyatet nilai. Sana sanaaaaa"
"baiklahh"
Aku buru-buru menemui pak Dimas di kantor. Kulihat dari kejauhan pak Dimas sedang berbincang dengan dua orang muridnya cowok-cewek. Seorang cowok yang selalu aku kenal meski hanya kulihat dari radius 100 meter.
"Dito dan Anita bapak beri mandat  untuk bertanggung jawab kelasnya Anita mengenai eskul basket ya. Nanti sore kita kumpul jam 3" kata pak Dimas menjelaskan kepada dua muridnya itu.
"permisi pak, bisa saya ganggu waktunya?" kataku yang daritadi mendengarkan pembicaraan mereka dari belakang pak Dimas.
"oh tentu Lisa, pembicaraan saya dengan mereka sudah selesai" kata pak Dimas
"yaudah pak, saya pamit ke kelas. Terimakasih pak" ucap Dito kemudian berlalu tanpa menyapaku.
"tunggu sebentar Lisa, bapak ambilkan lembar penilaiannya. Bapak titip kelas ke kamu ya, ada sesuatu hal sehingga bapak harus menghadap kepala sekolah."
"baik pak"
Aku memutuskan untuk mengikuti pak Dimas masuk ke kantor menuju meja tugasnya, namun langkahku meragu saat Anita membuka pembicaraan.