Mohon tunggu...
hanifa hafiza
hanifa hafiza Mohon Tunggu... mahasiswa -

because I love my mother, wherever I am I will fight for her happy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mereka Bilang Aku Berbeda

19 Maret 2018   20:22 Diperbarui: 19 Maret 2018   20:35 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari sikap, bicara, kebiasaan dan hal yang aku lakukan mereka bilang aku aneh. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Termasuk aku. Aku yang tak begitu ahli dalam mengingat dan menghafal tapi mampu di bidang lain. Ada orang yang memanggilku dengan sebutan telmi, bodoh, pikun,  begok dan panggilan hina lainnya. Bagiku tak masalah. Mungkin mereka belum tau siapa aku sebenarnya. Aku suka di panggil seperti itu, agar mereka menganggapku tak bisa apa-apa dan tak mampu di bidang apapun. Semua caraku untuk menghindari mereka yang hanya menginginkan seseorang yang dapat diandalkan.

Ya memang aku tau ini adalah cara bodoh untuk membodohi orang lain. Saat duduk di bangku sekolah dasar aku selalu dibandingkan dengan saudaraku yang selalu terlihat pintar dengan prestasi-prestasi yang membanggakan nama sekolah. Mereka bilang apa yang dapat aku banggakan di depan orang tua. Mereka yang bilang. Bukan teman sebayaku yang belum mengerti apa-apa saat itu. 

Mereka bersuara kesana kemari hanya demi sebuah kehebatan. Mereka yang tak mengerti perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Lalu bagaimana mungkin mereka selalu mengedepankan aspek kognitif pada setiap anak.  Dan yang paling hina mereka membandingkan setiap kelebihan sesorang hanya karena kami sedarah.

Beliau yang ku panggil bu guru. Terpaksa aku memanggilnya dengan sebutan itu karna sebuah tuntutan. Dengan rasa enggan setiap hari ku panggil beliau bu guru. Beliau yang selalu meremehkan kemampuanku kepada guru lain. Aku tau tanpa mereka beri tau. Aku melihat dari tatapan-tatapan mereka melihatku. Semua terbaca sangat jelas. Ada hal yang janggal dari setiap perlakukan mereka terhadapku. Ntah rasa kasihan, iba, atau hanya ingin meremehkanku.

Aku yang  di hukum karena tak membawa topi dan dasi saat upacara berlangsung, sedangkan saudaraku yang satu sekolah denganku mendapat penghargaan atas lomba yang ikuti. Cemooah membicarakan tentangku. Bukan hanya guruku tapi semua murid di sekolah mencemoohkanku. Apa kalian melihat ku seperti anak yang menyedihkan. Menurutku tidak. Aku suka mereka mengejekku dengan panggilan hina. Dengan itu aku terhindar dari pemanfaatan untuk sebuah pencitraan.

Dan selanjutnya permasalahan di sekolah tak kunjung hilang sampai saudaraku lulus dari sekolah. Sekarang tinggal aku sendiri. Ku fikir tak akan ada lagi guru yang mencemoohkanku. Tapi sebaliknya tiba-tiba aku dipanggil ke ruang BK (bimbingan Konseling), ntah apa salahku. Aku di hadapkan dengan banyak pertanyaan tentang kehidupan di rumah. Akan tetapi tak satupun ku jawab. 

Menurutku tentang kehidupan di rumah adalah hal privasi yang tak penting orang tau. Guru BK (bimbingan konseling) bilang aku tak sopan. Padahal dari awal masuk ruang BK aku selalu berlaku sopan. Beliau  menuduhku mempunyai masalah keluarga, padahal mereka hanya sok tau. Aku hanya tak ingin menceritakan yang menurutku tak penting diceritakan kepada orang yang sering mencemoohku. Lalu mereka memaksaku untuk berbicara tentang diriku. Tapi bila beliau benar-benar seorang guru BK, beliau pasti tau tanpa ku beri tau. Beliaupun menyerah, setelah itu menyuruhku kembali ke kelas. Akupun kembali ke kelas tanpa membawa beban.

Setiba ku di rumah, ibuku memanggil.

"kak, ada masalah apa di sekolah" ucap ibu

"gak ada bu"ujar ku

"ibu di kasih surat panggilan orang tua untuk dapang ke sekolah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun