Mohon tunggu...
Hanifah Fadhilatussholihah
Hanifah Fadhilatussholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa PAI FITK UIN JAKARTA

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Kurikulum Sekolah di Indonesia dalam Pandangan Ilmu Pendidikan Islam

7 Oktober 2025   23:37 Diperbarui: 7 Oktober 2025   23:37 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Analisis ini untuk melihat apakah kurikulum tersebut mencerminkan

tujuan pendidikan Islam, yaitu membentuk insan kamil yang beriman

(rohani), berilmu (intelektual), dan bermoral (sosial), dengan integrasi ilmu

wahyu (agama) dan ilmu aqli (rasio), sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur'an (QS. Al-Zumar: 9) dan Hadits ("Ilmu itu wajib bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan").

A. Kurikulum 2006 (KTSP)

Selama saya duduk di bangku SD, di sekolah saya memakai kurikulum

ini. Kurikulum 2006 (KTSP) adalah singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang merupakan pedoman kurikulum yang mulai berlaku di

Indonesia sejak tahun 2006. Karakteristik utamanya adalah memberikan

otonomi atau keleluasaan yang lebih besar kepada sekolah (sebagai

satuan pendidikan) untuk menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan

kurikulum mereka sendiri, meskipun tetap mengacu pada Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditetapkan secara nasional.

KTSP memiliki komponen pengembangan diri yang bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri, termasuk dalam aspek spiritual, moral, dan etika.

Jika program pengembangan diri ini diisi dengan kegiatan keagamaan

(ekstrakurikuler rohis dan pembiasaan ibadah), maka berfungsi sebagai

sarana pendukung yang kuat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.

B. Kurikulum 2013 (K-13)

Kurikulum 2013 (K-13) menunjukkan adanya peningkatan signifikan

dalam upaya mencerminkan tujuan pendidikan dalam Islam dibandingkan

kurikulum sebelumnya (KTSP), terutama melalui penekanan kuat pada

aspek sikap.

Namun, ketika saya duduk di bangku SMP saya melihat suatu

tantangan pembelajaran kurikulum 2013 ini terletak dalam praktik seharihari. Diperlukan upaya yang lebih kuat dalam melatih guru untuk melakukan

penerapan ilmu secara dan memastikan bahwa penilaian sikap benar-benar

berorientasi pada pembiasaan akhlak mulia dan bukan sekadar pemenuhan

administrasi.

C. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kebijakan kurikulum pendidikan nasional

terbaru di Indonesia yang menekankan pada fleksibilitas, fokus pada materi

esensial, dan penguatan karakter melalui pembelajaran berbasis proyek.

Filosofinya adalah memberikan "kemerdekaan" kepada guru dan

sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan

potensi peserta didik.

Kurikulum ini mulai diterapkan ketika saya kelas 12 SMA, kurikulum

merdeka menerapkan tidak adanya penjurusan kelas seperti: Bahasa, IPA,

IPS, Keagamaan, dll. Tak hanya itu saja, kurikulum ini juga menerapkan 6

aspek utama yang menjadi fokus pembahasan, yang dimana pembahasan

pertamanya sangat selaras dengan tujuan pendidikan Islam:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.

2. Berkebangsaan Global.

3. Bergotong Royong.

4. Mandiri.

5. Bernalar Kritis.

6. Kreatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun