Mohon tunggu...
M. Hanif Dhakiri
M. Hanif Dhakiri Mohon Tunggu... Aktivis

Orang biasa yang berusaha menjadi luar biasa untuk orang lain dan bangsa. . . Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dan Wakil Ketua Umum DPP PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Periode 2024-2029. Pernah mengemban amanah sebagai Menteri Ketenagakerjaan RI Periode 2014-2019 dan Plt. Menteri Pemuda dan Olahraga RI (2019). Mantan Sekretaris Jenderal DPP PKB (2014-2019) dan Sekretaris Jenderal PB IKA-PMII ini (2013-2024) ini sekarang masih aktif sebagai Anggota Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (2024-2029). . . Live well, rule well, die well.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

#KaburAjaDulu dan Masa Depan yang Retak

27 Mei 2025   07:28 Diperbarui: 22 Juli 2025   13:04 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren Kabur Aja Dulu r.amai di media sosial(SHUTTERSTOCK/TORWAISTUDIO) 

Sayangnya, vokasi masih dipandang sebagai pilihan kelas dua, padahal justru bisa menjadi fondasi ekonomi produktif berbasis keterampilan. Tanpa vokasi yang kuat dan tersambung dengan dunia industri, mismatch akan terus terjadi.

Membangun Ruang Tumbuh

Ketidakpuasan generasi muda tak hanya soal ekonomi, tapi juga menyasar kepercayaan terhadap institusi politik. Mereka menilai partai politik terlalu elitis, tertutup, dan kurang responsif terhadap nilai-nilai baru. Survei CSIS (2022) menunjukkan mayoritas milenial dan Gen Z skeptis terhadap partai politik tradisional.

Kondisi ini menciptakan jarak yang makin lebar antara negara dan anak muda. Banyak yang merasa politik bukanlah jalur aktualisasi, melainkan labirin kuasa yang menolak masuknya gagasan segar. 

Bagi mereka, ketertutupan partai politik dan minimnya ruang partisipasi menjadi alasan tambahan untuk menjauh; secara politis, dan kadang secara geografis.

Namun di tengah iklim tersebut, masih ada harapan. Di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), misalnya, anak muda justru diberi ruang nyata untuk memimpin. 

Di bawah kepemimpinan Gus Muhaimin Iskandar, partai ini tak hanya memberi tempat bagi generasi muda, tapi juga mendorong mereka memimpin langsung sebagai pimpinan harian partai. Ini contoh penting bahwa regenerasi politik bukan mustahil, selama ada kemauan membuka jalan.

Untuk membalik krisis kepercayaan secara lebih luas, dibutuhkan langkah strategis. Pertama, sistem pendidikan, terutama pendidikan dan pelatihan vokasi, harus terhubung dengan kebutuhan dunia kerja, ekonomi digital dan sektor masa depan. Akses terhadap kewirausahaan muda dan pembiayaan inovatif juga perlu diperluas.

Kedua, perluasan perlindungan sosial bagi anak muda yang bekerja di sektor informal dan gig economy harus segera didorong. Negara harus hadir dengan keberpihakan yang nyata, agar anak muda merasa aman tumbuh di dalam sistem, bukan tercerabut darinya.

Ketiga, partai politik wajib berbenah. Bukan hanya membuka ruang secara simbolik, tapi memberi jalan riil bagi anak muda untuk tampil sebagai pengambil keputusan. Tanpa regenerasi politik yang nyata, demokrasi akan kehilangan energi dan arah masa depan.

Keempat, pemerintah perlu membangun narasi nasional yang jujur dan inklusif, yang tidak hanya menjanjikan masa depan, tapi benar-benar menciptakan jalan ke sana. Narasi bahwa Indonesia bukan sekadar tempat lahir, tapi juga tempat tumbuh, hanya akan hidup jika didukung oleh kebijakan yang memberi ruang bagi mimpi, kerja keras, dan keadilan generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun