Mohon tunggu...
hani maulani
hani maulani Mohon Tunggu... guru -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dahsyatnya Dekapan Ibu

30 Maret 2019   11:21 Diperbarui: 30 Maret 2019   11:49 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini sabtu,rutinitas agak tersekat karena anakku sakit sejak kemarin. ku kira hanya masuk angin saja,tapi hari ini masih dilanda demam tinggi, aku memutuskan tidak berangkat ngantor. Sejak subuh sudah berterbangan kabar melalui WA ke kepala pimpinan dimana ku bekerja, ke wali kelas anak ku.

Hari ini totalitas menjadi ibu rumah tangga,"mau sarapan apa de?"'tanyaku. "bubur" jawabnya.

mentari masih sembunyi di balik awan,ku berani keluar rmh mencari bubur ayam langganan, setelah itu ku suapi dengan penuh kasih sayang.Dalam hati merasa berdosa mungkin anakku sakit sedang meminta perhatian lebih dari ibunya. selepas sarapan,dia minum obat penurun panas,,tak sedikitpun aku lepas dari pandangannya. 

Anakku tiduran dikursi aku peluk erat walau tak terpeluk seluruhnya karena badannya cukup besar,,riak panas menembus dadaku,,aku serap terus, akhirnya tertidur pulas. Aku tidak tidur,hanya memandang wajah anakku yg kini sudah abg menginjak 12 tahun.

Kurang lebih satu jam tertidurr,terbangun ingin makan sayur bayam yang di buat ibu. seketika ku ambil jilbab ku dan betjalan mencari warung sayur untuk membeli bayam.Makannya sangat lahap,,,keringat mulai bercucuran ssenyumnya kembalu merona,"bu, udah sembuh ga pusibg lagi" riangnya celoteh ankku. bahagianya walau ku korbankan semua rutinitas kewajibanku bekerja,tak tertandingi dengan melihat kembali senyumnya anakku aisha,,,,

sehat ya nak,,,,

dahsyatnya dekapan hangat seorang ibu mengembalikan senyum.ceria nya,,,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun