Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Terakhir

28 Desember 2021   13:12 Diperbarui: 28 Desember 2021   14:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku datang kepada ibu mengadukan nasibku. 

Seorang guru di pondok telah mengajakku bercumbu.

Di sentuhnya tanganku tiba-tiba di katakannya sejuta bintang dan rembulan yang bersinar indah. 

Di kulumnya sejumput awan di masukkan ke dalam mulutku, terbukalah langit dan angkasa biru.

Nampak terasa jilatan api di matanya membakar jantungku. Inikah surga dengan api yang menyala-nyala.

Aku bingung, entah maunya apa guruku itu.

Aku hanya bisa pasrah malam itu, tangannya yang kuat dan liat melilit tubuhku.

Ia bagai ular menjulurkan lidahnya ke segala arah.

Entah racun entah madu, mataku menutup dan aku masuk ke dalam dunia baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun