Payung-payung kesadaran kita harus terus di kembangkan menahan hujan kebohongan yang menyesatkan.
Melawan fitnah yang di sebar luaskan melalui media cetak atau media sosial.
Lihatlah bunga-bunga api pemberontakan bagai bola liar di sambut tangan-tangan yang hendak memecah belah.
Segala cara mereka kuasai demi nafsu berkuasa, melalui ekonomi, politik, agama dan budaya.
Ada bangsa-bangsa yang di musnahkan ada negeri-negeri yang di hancurkan dan Indonesia jangan sampai tercerai berai.
Keluhuran tanah Ibu Pertiwi jagalah, Bhineka Tunggal Ika jadikan perisai untuk tetap bersama.Â
Dan Pancasila jangan mau di rubah dengan ideologi apa pun, Pancasila telah final.
Di sinilah rumahku, rumahmu, rumah kita, rumah kalian semua.
Dari ujung Sabang sampai Merauke, dari segala etnis suku dan budaya berbaur mencipta rasa, mengolah hidup rukun bersama.
Dari ragam agama kita dapat belajar menghormati dan menghargai sesama bahwasanya keyakinan adalah utuh milik manusia yang di anugerahkan Tuhan untuk mengenalNya dan bukan media saling serang menyerang lalu saling bakar membakar tempat ibadah.
Lihatlah di sana, anak-anak bermain di tepian pantai menunggu orang tuanya pulang bekerja sebagai nelayan.