Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Kematian

22 Oktober 2019   00:25 Diperbarui: 22 Oktober 2019   00:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secara naluri aku telah mati terkubur bersama gelisah yang memercikan api membakar nutrisi akalku yang setengah berlari dari kealpaan hidup yang terkatung-katung sepi.

Jiwaku larut menari di antara doa-doa yang melingkar di jari sambil membunuh kematian dari jarak mimpi yang tak pernah selesai di gali. Pedang nyaliku kian berkarat tanpa asahan berarti untuk kembali berani.

Oh adakah sisa perlawanan mencambuk naluriku yang mati agar hidup kembali di tengah arus hidup yang kian kusut, aku tenggelam dalam remang-remang ragu sambil menggengam tangan Tuhan yang layu.

22 oktober 2019

Kebayoran Lama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun