Di tubuhmu ku tuliskan kata-kata, kata-kata yang di bekukan garis waktu, kata-kata yang tiap kali di ucapkan membuat bulu kudukmu memaku kaku. Di telinga, di rambut, di mulut serta di matamu.
Tiap malam kata-kata itu ku tuliskan hingga berkali-kali ke tubuhmu tanpa tersisa sedikit pun ruang untuk rambut halusmu tumbuh meski di bagian yang paling kau tutupi.
Kata-kata itu seperti manik-manik di pergelangan tanganmu yang kau anggap jimat perindu. Kata-kata itu bahkan tahu di mana letak syahwatmu yang sering kali kau ruwat di malam Jumat dengan melati dan mawar biru.
Dan aku menuliskannya begitu lembut di tubuhmu tanpa harus mengganggu kau tidur. Kata-kata itu semacam lagu sendu masa lalu yang sering di nyanyikan lelaki begundal tak tahu malu. Dan kau tak mempunyai alasan apa pun untuk menghindar bila kata-kata itu ku tuliskan juga di rahimmu.
Entahlah, aku menyukainya, menuliskan kata-kata itu di tubuhmu.
' Pelan-pelan sayang, pelan-pelan, waktu terasa jauh '.
14 September 2019
Kebayoran Lama