Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampah Plastik

16 Juli 2019   21:21 Diperbarui: 16 Juli 2019   21:23 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin mewakili laut protes soal sampah plastik yang membuatnya tak berkutik. Ikan-ikan yang terkontaminasi hingga sulit bernafas juga para nelayan yang menjaring kesialan sebab sampah plastik mengambang sulit untuk di buang.

Sampah plastik telah menjadi ikan yang tak bisa di makan, sampah plastik menjadi racun bagi terumbu karang. Dan orang-orang justru asyik pesta bikini dan barbeque di pantai meninggalkan sampah plastik berserakan tak dapat terurai.

Sampah plastik adalah produk kemajuan yang menyakitkan yang sekedar memenuhi kantong-kantong pribadi tanpa berfikir bagaimana menguraikannya. Ekosistem tak berjalan sesuai program, sampah plastik menjalar bagai tangan-tangan kotor merusak tatanan.

Di darat sampah plastik di bakar asapnya hitam membungkus udara dengan racun dan paru-paru menghisapnya, menjalar menjadi kanker, apakah ada yang perduli sementara anak-anak kita asyik dengan makanan yang di bungkus plastik yang tak sengaja menimbulkan penyakit.

Sampah plastik telah membungkus bumi, merayap tanpa terkendali, akankah kita biarkan seperti ini memenuhi bumi dengan plastik.

Handy Pranowo

160719

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun