Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuda sang Jenderal

12 Juli 2018   15:56 Diperbarui: 12 Juli 2018   15:54 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuda sang jenderal di tanah lapang, berputar-putar, lompat-lompatan, 

hidup senang, makan tak kurang, tak ada gelisah, tak mesti meminta-minta.

Segala ada, segala tersedia hidup di bukit yang damai, jauh dari polusi, jauh dari keramaian.

Kuda sang jenderal senyumnya lebar menatap fajar, menatap kehidupan dengan sangat wajar.

Kuda sang jenderal, kuda pilihan mantap di tunggangi penuh kegagahan.

Beragam corak, beragam warna dan yang pasti harganya pun mahal tak terkira.

Kuda sang jenderal selalu bikin iri para kusir renta yang hidupnya tersisih.

Namun adakah sang kusir kecewa dengan nasibnya yang papa, sementara kuda mereka letih dan haus di pinggir jalan ibu kota.

Maka di jidatku penuh banyak pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya tak perlu di tanyakan.

Sebab hidup haruslah penuh dengan kesadaran, wibawa kan runtuh, kegagahan kan binasa apabila hidup menurut hawa nafsu belaka.

Lihatlah, kuda sang jenderal bukan kuda perang hanya kuda yang pantas untuk perayaan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun