Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Halusinasi (2)

13 Juni 2018   21:47 Diperbarui: 13 Juni 2018   22:16 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyatanya, aku tak pernah benar-benar bisa menemukan diriku bahkan di dalam sebuah keramaian yang jelas-jelas aku ada. Aku lenyap dalam bentuk kesadaranku sendiri.

Namun aku yakin masih hidup dan menjadi bagian dari waktu, bagian dari rencana-rencana Tuhan yang telah tercatat di lauh mahfuz. Aku tak mengingkari sebuah kelahiran, aku hanya belum siap pada ajal kematian.

Angin kering di penuhi kabut, jiwaku mencari bayangannya sendiri. Dan sebuah lorong gelap muncul setelah cahaya pekat menikam ke dua mataku. Di manakah aku, tak ada seorang pun menyertai kegelisahanku.

Aku dengar gemericik air, aku dengar angin berhembus, aku dengar ombak bergemuruh lalu seketika senyap yang tersisa hanyalah suara lembut bagai lebah mendengung. 

Tiba-tiba tanganku menyentuh sesuatu, sesuatu yang sangat lembut namun terasa berdegup. Ini jantungku. Oh di manakah aku tak ada seorangpun menyertai kegelisahanku.

Handy Pranowo

13june18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun