Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Anisa

6 Juni 2018   02:00 Diperbarui: 6 Juni 2018   02:33 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinduku kepadamu tumbuh dari balik semak-semak belukar di antara pohon-pohon berduri, sarang ular kadut, bunga-bunga ungu dan sekumpulan serangga yang memakan tanah.

Lihatlah rinduku telah tercabik-cabik saat akan menyentuhmu namun sejauh ini ia tetap hidup meski melewati segala cuaca. Kau telah membuatku jatuh bangun, mencintaimu bagai mengupas hari-hariku yang kelu.

Apa yang kurang dariku Anisa hingga kau menyingkirkan kepedihan cintaku yang menyiksa. Aku tak perduli, aku tak pernah perduli bahkan mereka menganggapku gila sebab lelaki mana yang bisa melupakan kerling matamu nan menggoda.

Rambutmu ikal menggelombang, alismu menyatu rapi bak permadani di gelar, kulitmu putih halus, bibirmu tipis merona, hidungmu mancung, matamu bulat berbinar dan semua itu begitu sempurna di antara balutan kerudungmu yang penuh bunga-bunga

Oh Anisa telah ku turuti segala maumu hidupku yang brutal telah ku ubah menjadi sangat pemalu. Maka katakanlah Anisa bahwasanya kau mau menerima cintaku. Agar aku terbebas dari segala yang buruk yang akan menimpaku.

Handy Pranowo

6june18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun