Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tak Pernah Kembali

22 Mei 2018   23:53 Diperbarui: 23 Mei 2018   00:34 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sini waktu begitu terasa lamban. Mengurung dukaku semenjak kau tinggalkan. Air mata telah menjadi debu namun semua itu tak juga memutar balikkan waktu bersamamu.

Hanya dentang bel gereja di hari minggu yang seketika mengingatkan kau masih berada di sampingku. Aku masih lemah, mengingat kepergianmu yang begitu cepat.

Orang-orang datang kepadaku memberi semangat, puluhan rangkaian bunga tersemat, duka cita alam raya untuk bangsaku tercinta. Untuk buah hatiku nan lara.

Berusaha tegar, melepas semua dengan satu ledakan adalah hal yang teramat berat namun ku lihat Tuhan duduk bersamaku. Di antara puing-puing reruntuhan hari minggu. Merdekalah, sebab kuasaMu melebihi apapun juga.

Bagaimanapun kau tak akan pernah kembali kecuali Tuhan yang seringkali datang menghiburku. Aku hanyalah wanita, ibu dari anak-anakku tercinta. Maka aku akan selalu berdoa, semoga kau bahagia di dalam surga bersamaNya.

Handy Pranowo

22Mei18

Teruntuk seorang ibu yang telah kehilangan anaknya saat tragedi bom Surabaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun