Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Catatan Harian Seorang Advokat: Bank Kewalahan Digugat Debitur

21 Oktober 2020   06:49 Diperbarui: 21 Oktober 2020   07:08 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: unileverfoodsolutions.co.id)

Pikiran "underestimate" saya terhadap nasi bungkus yang muncul pada awalnya langsung berubah dengan rasa pujian. Pengganti gulai kepala ikan betul2 sangat sepadan, malah kalau tau begini rasanya, saya akan pilih alternatif rendang ini sebagai selingan kepala ikan. Karena rasa penasaran saya tanyakan nasi bungkus apa yang saya lagi makan, kok sedap banget. 

Rupanya ini nasi bungkus yang sangat terkenal di kota Padang, namanya nasi bungkus rendang dari Restoran Selamat. Kabarnya kalau kita telat membelinya, akan tidak akan kebagian. Biasanya jam 11 siang sudah ludes dibeli penggemarnya.

Rapat Dengan Para Bankir

Sehabis makan siang, saya dikelilingi dan akan dikeroyok oleh 6 orang bankir yang dipimpin oleh "Head Coorporate Secretary" dan Kepala Divisi Hukum dan 4 orang staff legal dari bank. 

Awal cerita mereka menyampaikan bahwa bank telah letih berperkara dengan seseorang yang kita sebut saja namanya Bintoro yang terus menerus melayangkan gugatan kepada bank. Malah salah satu gugatannya yang sudah mempunyai kekuatan pasti (in kracht van gewijsde) telah mengalahkan pihak bank sehingga bank harus membayar ganti rugi. 

Kasus bermula ketika pada tahun 2003 pihak bank mengucurkan dana kepada kelompok tani di daerah Painan untuk membiayai pembelian alat2 pertanian. Entah bagaimana caranya ternyata belakangan pemasok alat pertanian  yang dibeli oleh petani diadakan oleh suatu perusahaan yang dipimpin oleh Bintoro. 

Sejauh itu pihak bank tidak curiga dengan Bintoro karena spesifikasi alat2 pertanian dari perusahaannya sesuai dengan yang dibutuhkan petani dan harga yang ditawarkannya normal. Pihak petani yang membutuhkan alat tidak repot mencari alat2 pertanian karena sudah ada di lokasi di daerah Painan (catatan Painan 80 km dari Padang) dan juga sekaligus memudahkan pihak bank untuk mengucurkan kredit. Bahkan Bintoro dengan simpatik menawarkan kerjasama dengan bank bahwa dia pribadi dan perusahaannya bersedia untuk memberikan jaminan pribadi (Personal Guarantee) dan Jaminan Perusahaan (Coorporate Guarantee).

 Jadi kredit yang akan diberikan kepada petani yang semula jaminannya hanya alat2 pertanian yang dibeli dengan Fiducia Eigendom Overdracht (FEO), ditambah dengan Personal Guarantee dan Corporate Guarantee. Dari sisi bank tentunya sangat menggembirakan bila ada jaminan tambahan atas jaminan yang ada. Bank akan terlihat lebih "prudent" apabila jaminan sangat "secure". 

Ternyata belakangan ketahuan bahwa niat tulus Bintoro ada berada dibelakangnya. Kesenangan pihak bank yang dicover dengan jaminan tambahan oleh Bintoro dan Perusahaannya hanya merupakan trik Bintoro menjalankan jurus untuk menganiaya pihak bank. Bank jadi sedikit lengah dalam melakukan riset dan menilai feasibility debitur. Hampir semua petani/debitur bank dipasok oleh Bintoro. Sehingga tujuan mulia untuk memodernisasi petani dengan memberikan kredit untuk membeli alat2 pertanian agar lebih maju dan sejahtera melenceng. 

Belakangan ketahuan dari ratusan petani yang dapat kredit dari bank mayoritas bukan petani, bahkan ada debiturnya fiktif. Bintoro memainkan permainan liciknya dengan merekayasa petani2 yang mendapat kredit untuk pembelian alat2 pertanian. Hasilnya sudah dapat diduga bahwa kredit yang diawali dengan feasibility yang buruk akan berakhir dengan macetnya pembayaran hutang. 

Belakangan ketahuan bahwa ternyata sebagian petani ada juga diberikan pinjaman terlebih dahulu oleh Bintoro untuk membeli alat pertanian, sebelum bank memberikan pinjaman. Semua rekayasa yang dibuat oleh Bintoro secara diam2 dengan tujuan agar Bintoro bisa menguasai sepenuhnya petani tanpa sepengetahuan bank. Agar akal bulusnya makin lancar, Bintoro bekerja sama dengan orang dalam yaitu pimpinan cabang bank Painan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun