Seperti lilin yang menyala semalaman,
gravitasi menarik turun lekuk-lekuk tubuhmu.
Begitu juga bocah-bocah tampan yang kau lahirkan,
Tak kalah garang, ikut menggurat garis-garis di tubuhmu.
Kata orang sekarang kau tak lagi menawan,
tapi mataku tak pernah jemu menikmati senyumanmu
Kata orang juga, mendengarkan ocehanmu itu melelahkan,
tapi telingaku masih rindu gelak tawa, canda dan bahkan omelanmu.
Mungkin karena kau isteriku dan bukan isteri orang.
NB : Wkwkwkwkwkwk
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!