Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cerita Sukses AC Milan Memprogram Ulang Penyerang Nomor 9

14 Februari 2022   14:10 Diperbarui: 15 Februari 2022   10:14 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filippo Inzaghi, penyerang AC Milan saat masih aktif bermain. | Sumber: kompas.com

Filippo Inzaghi, penyerang AC Milan saat masih aktif bermain. | Sumber: kompas.com
Filippo Inzaghi, penyerang AC Milan saat masih aktif bermain. | Sumber: kompas.com

Begitu menakutkannya Inzaghi hingga membuat Jose Mourinho sampai berkata, "Milan boleh memainkan 11 penyerang sekaligus, asalkan Inzaghi tidak main".

Bertahun-tahun semenjak kepergian Inzaghi, klub dan fans masih percaya bahwa Milan membutuhkan sosok Inzaghi di lini depan. Padahal tak ada seorang pun yang mampu menjadi Inzaghi. Inzaghi adalah satu-satunya.

Siapapun pemain yang tiba di Milan untuk mengenakan seragam nomor 9, serta-merta dibebankan untuk mampu menjadi seorang Inzaghi. Tak peduli betapa bertolak-belakangnya karakter mereka, si nomor 9 haruslah diperlakukan sebagaimana Inzaghi.

Butuh hampir sedekade lamanya bagi Milan untuk menyadari, bahwa sepeninggal Inzaghi, wajah sepak bola telah jauh berubah. Penyerang nomor 9 murni seperti Inzaghi, dewasa ini telah diambang kepunahan.

Saat ini, sepak bola lebih membuka ruang terhadap para pemain berkarakter "false 9" ketimbang mereka yang memiliki atribut "real 9" atau "pure 9". Ketersediaan para penyerang murni nomor 9 yang cukup menonjol saat ini, rasanya bisa dihitung dengan jari.


Wajah sepak bola modern yang lebih mengedepankan kolektivitas permainan, telah sangat predatorik terhadap para penyerang murni yang terbiasa hanya berburu di kotak 16 meter.

Seflamboyan apapun seorang striker, jika ia tak cakap merobotisasi dirinya pada bahasa pemrograman sepak bola kekinian. Maka ia menjadi tak berguna. Terlebih Milan yang sepanjang sedekade ke belakang, dipenuhi serangkaian "bugs" di dalam sistem pemrogramannya.

Klub dan fans seolah penasaran me-reinstall Inzaghi ke dalam sosok yang bukan Inzaghi, di dalam skema yang bahkan tak cocok menopang Inzaghi. Akibatnya tentu bisa ditebak, Milan kerap hang bermusim-musim.

Tetapi kini Milan telah banyak berbenah. Mereka jauh lebih adaptif terhadap wajah sepak bola hari ini. Arah perekrutan pemain pun lebih terpola dengan sangat baik, rasional, serta sesuai dengan kebutuhan tim.

Keberhasilan ini tentu tak lepas dari tangan dingin Stefano Pioli. Ia mampu merumuskan ulang bahasa pemrograman Milan yang tak lagi ketinggalan zaman. Yang paling kentara jelas, Milan tak lagi mengorientasikan penyerang nomor 9 mereka berkiblat pada Inzaghi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun