Sekarang kita ulas dari sisi pemain. Oke, saya akui, pada bagian ini memang agak timpang. Tapi saya akan coba seobjektif mungkin memberikan gambarannya. Dari penjaga gawang, misalnya. Juve punya Wojciech Szczesny (kita panggil saja dia-Tek biar cepet), sementara Milan punya Gigi Donarruma.
Secara pengalaman, Tek memang jauh lebih baik ketimbang Gigio. Tapi Tek lemah dalam koordinasi. Berkali-kali ia terlihat gagal mengomandoi rekan-rekannya di lini pertahanan.
Sedangkan Gigio, saya harus akui ia punya kemampuan yang lebih baik ketimbang Tek. Refleks bagus, postur badan yang memadai, namun satu saja kurangnya; ia sering tak konsisten.
Di lini pertahanan, Juve punya barisan bek bintang lima sekelas De Ligt, Alexsandro, Cuadrado & sang kapten dadakan, Bonucci. Sekilas memang menyeramkan, tapi tunggu sampai menit-menit jelang peluit panjang, entah itu di dekat rehat, atau di ujung laga.
Biasanya satu atau dua dari keempatnya sering mengalami "hilang sinyal", entah itu bengong, blunder, atau bahkan lupa kalau mereka itu sedang main, bukan lagi nonton.
Sedangkan Milan, walau tak bisa dibilang mewah, namun nama-nama seperti Romagnoli, Hernandez, Calabria & Duarte juga tak bisa dibilang medioker.Â
Kalau saja dini hari nanti mereka bisa fokus, menjaga determinasinya selama 90 menit. Bukan tak mungkin, Ronaldo bakal makin sering kelihatan frustrasi. Tapi sekali lagi saya tegaskan, kalau ya... "KALAU!"
Di tengah, Juve termasuk tim yang sering menggonta-ganti komposisi pemainnya. Tapi biasanya, sevariatif apapun Sarri berekspresi di lini tengah Juve, menempatkan Pjanic sebagai regista, atau Ramsey sebagai trequartista.Â
Khedira tetaplah yang jadi kunci. Tak terganti. Seperti kata Sapardi Djoko Darmono di bukunya 'Hujan di Bulan Juni' : "Yang fana adalah waktu, Khedira abadi."Â
Setidaknya dalam mensupport pertahanan dan sesekali melakukan serangan balik. Tapi lagi-lagi, kuncinya tetaplah fokus. Karena bagaimanapun, mereka bermain di Juventus Stadium, di hadapan puluhan ribu Juventini. Bukan di kandang mereka, Giuseppe Meazza.