[caption id="attachment_262801" align="alignnone" width="468" caption="http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/08/06/3-bebas-tanpa-batas-483136.html"][/caption] Tentu Anda sudah meihat iklan produk kartu GSM provider ini bukan? Belum lama iklan ini tampil kepada pemirsanya lewat tayangan yang 'bertubi2', rupanya sudah cukup berhasil untuk membuat sebuah reformasi. Bunyinya kurang lebih demikian : 1. Jodoh itu bebas, g perlu kaya, ga perlu juga pandang miskin, lagian, ngapai milih milih, lha wong gonta ganti lebih enak kok, bebas dong semau gue, asal gue seneng aja>< .Katanya jodoh ditanganku dst 2. Masa muda itu bebas kok, GAK perlu pulang jam 6 magrib, eh, jam sepuluh malam (rupanya sudah bergeser yaa?? sejak kapan>??) habisin masa muda bwt nongkrong di kafe kafe, diskotik, Buat balapan liar aja, ato juga bwt pesta sabu (kalii) 3. Kebebasan itu di tanganku, sebab, daripada memakai ROK di BAWAH LUTUT, lebih baik yaa TELANJANG Sekalian. Bakal punya koleksi banyak titit yang masuk ke 'milik' ku Kan? Memang bahasa iklan adalah sebuah bahasa yagn 'menggelitik' , kalau bisa se-aneh anehnya untuk menarik perhatian pemirsa. Namun, pada iklan ini penulis menemukan sebuah genre lain. Menggunakan bahasa 'pasemon'--kata tetangga saya, atau kata kata kiasan, yang sebenarnya jika kata dalam iklan itu kita bongkar, akan kita dapatkan kata kata di atas. Bebas Se-Bebas bebasnya (Tanpa batas) Coba, bandingkan dengan iklan rokok, dimana, bahasa pesannya harus mampu menarik orang dewasa, pada iklan ini ternyata memiliki pesan 'daya dobrak' yang lebih kuat, sebab dengan sebuah bahasa global, dan kata kata yang mudah dipahami, bahkan oleh anak usia TK--yang membuat mereka memiliki pemahaman baru : Memakai rok, jangan di bawah lutut (maaf-Apakah Biar mudah diperkosa?) ****
Kasus yang jadi 'tending topic ini, tentu merupakan letupan dari beberapa kegalaun yang ada dalam hatinya. Yang aneh adalah, mengaku bukan pacar, tapi seperti tidak ada rasa 'sbg sesutau yagn berat -- ketika terjadi perbersetubuhan (yang katanya pertama kali). : bandingkan dengan kasus mahasiswi yang loncat dari Angkot , misalnya, disini.
Manusia bukanlah orang yang sempurna. Namun, nilai kebenaran sebenarnya sudah ada dalam hati setiap orang --kalau orang mau jujur pada dirinya--. Tidak ada yang salah, jika Aa gym memiliki sebuah Jingle populer ; Jagalah hati Dari pengamatan pribadi selama ini, baik model cewek yang senang me-makai pakaian tipis super sexy, ataupun yang memakai burqo, kalau dia adalah cewek baik baik, belum pernah (sangat2) jarang mendapatinya untuk keluar rumah, dan jalan jalan di mal, warung kaki lima untuk sekadar beli nasi goreng atau apalah pada malam hari, apalgi sampai jam 2 malam sbgmana pemberitaan kasus ini. Logikanya, kalau orang baik baik, memang tidak akan demikian, kecuali jika permpuan+lakinya memang sudah-- dan tentu biasa untuk keluar malam hari. Malah malah, bisa jadi, memang keshariannya demikian. Pakaian hanya pembatas luar, yang bisa digunakan untuk membohongi orang orang dekat. bahkan Artis atau juga koruptor yang terbukti bersalah pun, juga akan 'tiba tiba' berubah dengan kerudungnya. Namun, sesuatu pasti akan 'menyembul' keluar dari semua itu, sebab hati tidak pernah bohong. Kalau dalam Kitab suci saya bilangnya : Maa yakdzibul Fuaadu ma Ro aa. : hati tidak akan pernah bohong dengan apa yang pernah ia lihatnya. Pernah saya membaca kata kata bijak, bilangnya demikian : Kebenaran yang telanjang, pasti lebih Indah dari kebohongan yang berpakaian paling Indah. Dan waktu ini, kasus NN si-pemangsa titit, memberikan kita Ibrah, bahwa Janganlah kita hidup menjadi orang Munafik. Sok Alim di luar, Tapi sebenarnya Berantakan isi hatinya. Dalam kasus demikian, tentu lebih mulia mbok-e mbok e yang jualan di pasar itu. Mereka bahkan tidak memakai burqo, tapi hatinya menghadap pada kebaikan mencari rizki untuk keluarganya. ***