Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumba, Kuda, dan Malaria

29 Mei 2022   21:08 Diperbarui: 29 Mei 2022   21:11 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan dan padang ilalang di Pulau Sumba. (@Hanom Bashari) 

"Baguslah, nanti saya sampai sana sudah bisa telepon kantor untuk dijemput".

"Tapi bagaimana besok pagi, apa bisa jalan?" tanya Om Doms.

"InsyaAllah bisa. Mungkin sebentar lagi saya akan demam berat. Tapi besok pagi mudah-mudahan lebih segar".

"Okelah, besok adik-adik saya akan jemput jam tujuhan. Istirahatlah sekarang".

Hal yang menakutkan dari malaria adalah saat demam hebat terjadi. Saya sudah menyadari ini.

Demam malaria yang biasa saya alami umumnya terjadi setiap 24 jam, pada jam yang hampir sama setiap hari. Konon, inilah ciri malaria tropika, jenis malaria terparah yang disebabkan Plasmodium falciparum.

Tak menunggu waktu lama setelah makan, saya segera muntah, untungnya tidak sebanyak makanan yang telah masuk. Saya salah strategi. Seharusnya saya segera makan dan minum obat sedari sore tadi, tidak menunggu malam tiba.

Di kotak obat setiap survei ke hutan, saya selalu menyediakan beberapa paket klorokuin tablet. Satu paket terbungkus 10 tablet masing-masing 150 gram. Saat itu saya biasa menggunakan dosis 4-4-2. Empat tablet hari pertama, empat tablet hari kedua pada jam yang sama, dan dua tablet hari ketiga, juga pada jam yang sama.

Beberapa kali dosis ini manjur untuk saya, minimal untuk menghilangkan gejala malaria dalam 2-3 hari. Namun dalam kondisi demam sudah meninggi, tentu bukan hal yang mudah bagi saya untuk menghabiskan 4 tablet sekali minum, obat yang super pahit ini.

Setengah berbaring dan kadang duduk, saya meminta teman saya untuk mengawasi saya. Saya tahu jika demam meninggi, saya mungkin akan berhalusinasi. Kita tidak sadar, apakah yang terjadi adalah nyata atau sekadar mimpi dan halusinasi.

"Tolong awasi saya. Pastikan saya meminum empat tablet ini semua. Jika saya bilang mau istirahat dulu, tolong paksa saya minum. Jika saya tertidur, segera bangunkan saya. Jangan ada rasa kasihan dengan saya untuk ini. Tolong jangan marah kalau saya bersikap kasar nanti", begitu kira-kira pesan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun