Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hari Filateli, Masih Adakah Penghobi Prangko?

29 Maret 2021   07:08 Diperbarui: 29 Maret 2021   07:11 2473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi mengumpulkan prangko disebut filateli. Di zaman digital, masih adakah penghobi filateli?

HARI filateli diperingati tiap tanggal 29 Maret.  Komunitas penggemar prangko yang tergabung dalam Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) bersepakat menetapkan tanggal tersebut sebagai hari filateli. Kali pertama dirayakan 2006. Hingga kini, perayaan tetap diadakan, namun kesannya sepi peminat.

Di era internet bisa dibilang penghobi filateli merupakan hobi yang langka. Kemudahan mengirim surat lewat layanan surat elektronik (email) membuat pemanfaatan surat manual berkurang cukup drastis. Sebelum ada internet, orang biasa berkirim surat untuk menyampaikan pesan-pesan pribadi, kini fungsi surat tergantikan oleh layanan chating dari berbagai aplikasi atau media sosial. Alhasil pemanfaatan prangko pun menurun drastis.

Prangko merupakan salah satu bagian benda koleksi dalam hobi filateli. Filateli adalah kegiatan mengumpulkan atau mengoleksi benda pos, seperti prangko. Prangko yang dikumpulkan bisa jadi prangko bekas yang sudah digunakan dan dicap. Ada juga yang mengumpulkan prangko baru, seri keluaran dari kantor pos yang belum digunakan untuk korespondensi.

Saya yakin masih ada penghobi filateli. Termasuk saya. Meski sepi, hobi ini tidaklah hilang. Kira-kira apa asyiknya menjalankan hobi ini?

Tujuan prangko dibuat sebagai bea pengiriman jasa surat. Seandainya tidak ditempel prangko, surat tentu tidak diproses dikirim ke alamat tujuan.

Selain berfungsi sebagai bea pos, prangko juga memiliki nilai tambahan yakni keindahan (estetika) dan pendidikan (edukasi). Karenanya prangko dicetak dengan gambar dan ukuran beraneka jenis yang khas dan indah. Sedangkan fungsi edukasi disematkan dalam pesan yang dimuat dalam gambar prangko. Misalnya, prangko bergambar Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang menunjukkan kota-kota yang dilalui gerhana, prangko seri dongeng rakyat nusantara sekitar tahun 1998, prangko seri rumah adat Indonesia, prangko seri flora dan fauna khas Indonesia serta banyak contoh lainnya.

Menurut penulis, karena dua fungsi yang diulas terakhir itulah menjadi alasan kenapa prangko layak dikoleksi. Prangko juga memiliki fungsi tambah sebagai benda seni yang memuat perjalanan suatu negara. Dengan mengoleksi prangko, sama halnya dengan membuat album kenangan tentang capaian segala aspek kehidupan sebuah negara. Bagaimana bisa?

Secara sederhana saya jelaskan seperti ini. Prangko khusus biasanya dicetak untuk mengenang momentum atau peristiwa tertentu. Misalnya, peristiwa gerhana matahari total yang barangkali siklusnya ratusan tahun sekali, gelaran event pekan olahraga nasional (PON), piala dunia dan lain-lain. Dengan mengoleksi prangko, tentu kita mengawetkan sebuah momentum bersejarah atau peristiwa penting. Oleh karena itu, menyimpan prangko samahalnya dengan berinvestasi.

Kuncinya harus bersabar dan bertukar info dengan sesaa filatelis atau aktif di grup filateli. Prangko yang berusia 50 tahun, 100 tahun, atau bahkan lebih misalnya prangko 'Peny Black' tadi, tentu dicari para kolektor. Dengan demikian, prangko unik atau prangko khusus nilainya menjadi tak terkira karena menjadi benda seni yang dicari.

Bagaimana cara memulai hobi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun