Kegiatan aksi ini di ikuti oleh puluhan mahasiswa yang terlihat oleh mata kepala saya sendiri. Menyuarakan suara rakyat yang mungkin adalah salah satunya keluarga mereka yang terdampak oleh disahkannya UU Omnibus Law tersebut.
Tetapi tak jarang mahasiswa juga menyuarakan suara rakyat memang dari hati, saya pun pernah saat kuliah si STAI dulu sekitar tahun 2005 jauh sebelum dilanjutkan ke UT menghadiri temu diskusi dengan sesama anggota HMI dan BEM yang bintang tamu pembicara dan nara sumbernya adalah mantan Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi S.H yang saat itu belum menjabat sebagai bupati Purwakarta.
Beliau adalah orang cerdas, oleh sebab itu dapat menduduki singgasana Pemimpin di daerah Purwakarta selama dua periode berturut-turut.
Kembali ke aksi demo mahasiswa di Purwakarta sungguh berujung haru dan patut di acungi jempol, dimana para mahasiswa ketika selesai berunjuk rasa diantarkan pulang masing-masing oleh Satpol PP Purwakarta.
Hari ini, terjadi demo di Purwakarta oleh mahasiswa yang mayoritas laki-laki berjumlah puluhan orang, berlangsung dengan tertib tanpa kekerasan dan aksi anarkis lainnya.
Semua orang yang melihat tadinya menganggap hal tersebut akan berujung kerusuhan, ternyata tidak.
Sebagai Guru Paud saya tidak akan membahas banyak tentang hal ini, karena sebelum menjadi guru Paud pun ketika masa-masa perkuliahan dulu saat masih jiwa muda semangat jiwa dalam berdiskusi mengenai topik yang sedang hangat dan berurusan dengan kaitan mata kuliah pasti pernah merasakannya.
Sayapun pernah menjadi Surveyor PDAM Purwakarta dan USAID dalam rangka pelayanan kapasitas PDAM di Purwakarta dengan mendata seluruh warga pengguna layanan air terbesar di Indonesia tersebut.
Entahlah sudah 15 Tahun berlalu, sekarang sudah jarang mengikuti perkembangannya.
Semoga di Hari Sumpah Pemuda yang ke 92 Tahun ini menambah gairah semangat kita dalam mengisi setiap detik kemerdekaan dengan penuh rasa syukur mendalam.
Bahwa kita bisa melakukan aktivitas apa saja tanpa teror dan pencekalan seperti saat pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 silam.
