Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Sendok | Dear Sendok, ke Manakah Engkau Pergi?

26 Januari 2020   23:21 Diperbarui: 26 Januari 2020   23:39 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah sendok yang memang tidak banyak di ketahui orang pada zaman milenial ini tentunya tidak akan menambah wawasan dan kecintaan terhadap nilai seni dan sisi sejarah kapan sendok di gunakan dan siapa manusia yang pertama kali menemukannya.

Terlepas dari hal itu, saya hanya ingin menyampaikan bahwa 

"kepala sendok besar dengan gagangnya yang kecil itu menunjukan jikalau kita harus mempunyai wawasan yang luas walaupun kita berada di tempat yang terpencil sekalipun, dan untuk meraihnya kita harus menggenggamnya dengan kuat " (Filosofi Sendok menurut Hana Marita Sofianti)

Artinya benda logam ini adalah alat untuk menyampaikan suatu informasi dari mulut- kemulut entah itu siapapun yang memakainya secara bergantian dan menjadi lambang suatu ikatan sebuah makanan di meja makan, tempat mengambil (menciduk makanan) informasi dan mengaduknya hingga menjadi satu rasa.

Satu hal lagi bahwa seiring berjalannya waktu sendok-sendok di tempatnya akan sedikit demi sedikit menghilang secara misterius dan terkadang muncul wajah sendok-sendok baru yang tidak kita kenal dan terasa asing di mata namun tetap kita gunakan karena memang itu yang kita temukan di meja makan.

Sebuah sendok yang hilang secara misterius, entah itu di meja makan, di halaman, di tempat cuci piring, ketinggalan di rumah tetangga, terbuang di tempat sampah, dll tentu tidak akan kita pedulikan bahkan kita tidak akan menyadarinya sama sekali hilangnya satu benda ini. 


Tapi ketika alat makan itu hilang seperti halnya filosofi sendok tersebut maka makna dari alat makan ini akan hilang juga. Seperti hal yang sepele hilang secara sepele juga dan kita akan merasakan dampaknya dengan teriak-teriak " biiiiii, bibiii, sendok di mana sih? "  Begitu kiranya ketika kita tidak menemukan sendok sama sekali dan semua sendok-sendok kotor dan turun semua di tempat pencucian piring.

Awalnya satu atau dua lusin, akhirnya tinggal lima atau delapan buah saja si sendok ini, "ini termasuk pencurian ataupun penggelapan dari kisah misterius nih? Bingung kan?" Sampai detik ini juga saya tidak habis fikir kemana mereka pergi mengungsi dan berimigrasi? Atau pindah warga negara? Rasanya harus sedia kotak suara untuk menyatukan mereka kembali.

Foto by hana
Foto by hana
Ahh rasanya analisisku terbantahkan walau menggunakan ilmu matematika sekalipun, tak terjawab sudah kecurigaanku tentang hilangnya benda ini satu persatu di rumahku. " Apakah semua sendok belakangnya harus aku kasih tanda dengan namaku seperti orang tua zaman dahulu? Hhhhhh " kalau zaman sekarang hal itu sih kelihatan kalau aku pelit untuk meminjamkan sendok ku pada orang lain. 

Tapi tunggu dulu rasanya itu adalah trik jitu agar sendok-sendok di rumahku tetap rukun dan tidak berpindah-pindah haluan bahkan hiang.

Beraneka ragam bentuk sendok yang ada di rumahku menunjukan ciri khas semua benda menyatu dan selalu hidup rukun bersama-sama. Tidak peduli dari mana asalnya mereka selalu baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun