Mohon tunggu...
Hana Fairuz Akbar Lubis
Hana Fairuz Akbar Lubis Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya

from zero to hero

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Implementasi Indonesia dalam Strategi ASEAN Merespon Tindakan Cyber Crime

30 November 2021   17:45 Diperbarui: 30 November 2021   18:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Seperti yang kita ketahui bersama latar belakang terbentuknya ASEAN adalah karena keterpurukan dalam bidang ekonomi pada tahun 1997. Tentunya hal ini sangat beriringan dengan maraknya kasus cyber crime yang terjadi di kawasan Asia Tenggara. Bukan hanya keamanan lintas batas yang terganggu tetapi perekonomian juga sedikit banyak terkena getahnya.

ASEAN sebagai organisasi kawasan Asia Tenggara memiliki tiga pilar yaitu politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Dalam politik-keamanan ASEAN memiliki dewan yang fokus pada bidang ini atau yang dikenal dengan ASEAN Political-Security Community yang mana dibawah nya memiliki ASEAN Regional Forum (ARF) yang berfokus pada isu-isu politik dan keamanan di Asia Pasifik. 

ARF ini tidak hanya diisi oleh negara-negara yang terdaftar sebagai anggota ASEAN saja tetapi juga negara-negara yang ingin bekerjasama dengan ASEAN dalam membantu proses integrasi dan pembangunan Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN. ARF ini memliki tujuan peningkatan kerjasama pada sektor keamanan yang cukup luas seperti illegal fishing, cyber security, space security dan isu-isu lainnya yang memiliki tantangan besar di kawasan. 

Tentunya ARF ini memiliki lima prioritas kerja sama yang dibahas : (1) penanggulangan bencana; (2) kontra-terorisme dan kejahatan lintas negara; (3) keamanan manritim; (4) non-proliferasi dan perlucutan senjata; dan (5) teknologi informasi dan komunikasi (SEKRETARIAT NASIONAL ASEAN-INDONESIA, n.d.).

Pada pertemuan yang dibuat oleh ASEAN Regional Forum (ARF) berusaha mempromosikan betapa pentingnya keamanan siber ini. Mereka menyadari bahwa kemajuan teknologi ini menghadirkan peluang dan tantangan. 

Dalam segi perekonomian tentunya banyak sekali peluang yang diperoleh tetapi ini juga tentuk menjadi tantangan pada segi keamanan sebab munculnya permasalahan cyber crime ini. Berdasarkan World Ecconomics Forum, mereka menyampaikan bahwa serangan siber dalam segi bisnis mendapatkan kenaikan pada lima tahun terakhir sebanyak dua kali lipat. 

Dan tepat pada 2017 terjadi serangan besar-besaran ransomeware. Tentunya ketergantungan dan pemenfaatan bidang bisnis pasca terjadinya serangan siber ini mengalami kerugian.

 Pada tahun 2017, Menteri ARF menyetuji adanya pertemuan Inter-Sessional Meeting on Security of and in the Use of Information and Communications Technologies (ARF ISM on ICTs Security) dengan Study Group untuk membahas langkah-langkah yang meyakinkan agar mampu mengurangi resiko permasalahan yang bersumber dari pada teknologi. 

Dalam forum ini mereka membahas mengenai isu-isu keamanan, langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi terjadinya kembali konflik tersebut serta mengimplementasikan rencana kerja ARF dalam pengamanan dan pemanfaatan TIK (ASEAN REGIONAL FORUM, 2018).

Dalam hal ini para peserta ASEAN Regional Forum (ARF) diharapkan untuk membertimbangkan beberapa hal ini agar mampu diterapkan pada negaranya :

  • Peserta ARF diharuskan untuk mengembangkan dan berbagi undang-undang terakit keamanan siber pada skala nasional dan juga strategi yang bisa melihatkan rasa tanggung jawab serta peran pemerintah atas kerjasama keamanan siber ini.
  • Peserta ARF diharuskan untuk melakukan promosi terkait sejauh apa ancaman yang ada di dunua maya.
  • Peserta ARF diharuskan untuk membantu mendorong dalam penyusunan Directory of Cyber Points sebagai fokus permasalahan pada siber dan memudahkan komunikasi dalam berbagi informasi.
  • Peserta ARF didorong untuk berkerjasama dalam pembuatan kebijakan siber nasional untuk mempromosikan transparansi dan meningkatkan pemahaman peserta ARF lainnya terkait ICT.
  • Para peserta ARF diharapkan untuk membuat pekerjaan yang sesuai dengan Persatuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berakitan dengan norma, aturan, perilaku dari negara yang bertanggung jawab serta hukum internasional yang berlaku.
  • ARF sendiri juga diharapkan melakukan evaluasi ke organisasi kawasan lainnya bagaimana mereka mampu ataupun berusaha dalam penanganan kasus cyber crime.

Penguatan kerja sama ASEAN ternyata tidak hanya berhenti pada ASEAN Regional Forum (ARF) saja. Tetapi ASEAN juga bekerja sama melalui forum lainnya seperti The ASEAN Chiefs of Army Multilateral  Meeting (ACAMM), ASEAN  Chiefs  of  Defense  Forces  Informal Meeting (ACDFIM) dan juga ASEAN  Defense  Minister's  Meeting (ADMM) (Setiyawan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun