Jika indikator pemilu nanti yang dipilih hanya dari mukanya yang berkerut, rambutnya yang memutih, maka akan sangat jauh mencapai esensi pemilu tersebut. Bisa jadi tampilan fisik tersebut merupakan pencitraan.Â
Apakah kita masih ingin menggunakan pola pencitraan personal untuk mencari suara rakyat? Jika iya, sulit mengatakan bahwa agenda pemilu kita mempunyai makna untuk rakyat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!