Mohon tunggu...
Hana  Anisa
Hana Anisa Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Pendidik - Surakarta

Tenaga Pendidik - Surakarta - tertarik pada dunia literasi, pendidikan anak, relawan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia Melalui Wakaf Pendidikan

23 Oktober 2019   23:48 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:09 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyongsong Indonesia emas 2045, pemerintah tengah sibuk mempersiapkan masterplan mewujudkan mimpi besar tersebut. Tahukah kamu mengapa 2045 disebut sebagai tahun emas bagi Indonesia? Mimpi besar apa yang hendak diwujudkan pada tahun 2045?

Gagasan Indonesia Emas 2045 bukan muncul tanpa sebab. Pemerintah meyakini bahwa pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tahun 2045, Indonesia akan menghadapi sebuah fenomena yang luar biasa yaitu bonus demografi. Berdasarkan proyeksi komposisi penduduk yang telah dikeluarkan oleh Bappenas, pada rentang tahun 2030 -- 2040 penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia produktif (usia 15 - 45 tahun). Komposisi penduduk usia produktif diprediksi akan mencapai 64% dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia pada tahun tersebut yang berjumlah sekitar 297 juta jiwa. (sumber)

Dirilisnya proyeksi komposisi penduduk Indonesia pada tahun 2045 inilah yang faktor utama pemerintah semakin optimis untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang mandiri, negara yang berpengaruh di Asia Pasifik dan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa -- bangsa lain di dunia. Dengan modal jumlah pemuda yang lebih besar dari pada golongan tua, pemerintah telah menyusun 4 pilar untuk mencapai impian Indonesia 2045 sesuai yang tertuang dalam "Ringkasan Eksekutif Visi" Indonesia 2045, yaitu :

  • Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
  • Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,
  • Pemerataan Pembangunan, serta
  • Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Dari keempat pilar di atas, saya meyakini bahwa poin pertama adalah poin paling utama karena mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah kunci dari keberhasilan visi besar Indonesia emas 2045. Bonus demografi yang selalu diagung-agungkan bisa menjadi kekuatan besar kita, tapi juga bisa menjadi boomerang bagi Indonesia. Mengapa demikian?

Jika SDM sebagai pemeran utama dalam mewujudkan visi tersebut dipersiapkan dengan maksimal, maka tidak ada kata tidak mungkin impian besar negara ini akan tercapai. Akan tetapi, jika bonus demografi yang tidak dipersiapkan dengan maksimal, maka jangan berharap impian itu akan tercapai. Mungkin yang ada, prestasi Indonesia pada waktu itu hanyalah jumlah penduduk yang besar saja tanpa ada prestasi yang fantastis. Inilah tantangan bagi kita semua, maukah kita menjadikan bonus demografi sebagai peluang atau menjadikannya sebagai petaka?

Untuk mempersiapkan SDM yang berkualias, berdaya saing tinggi, berwawasan dan menguasai ilmu dan teknologi, maka salah satu cara terbaik adalah melalui pendidikan. Pemerintah melalui Bappenas telah mempersiapkan strategi jitu untuk merombak pendidikan di Indonesia agar menghasilkan SDM yang kuat. Strategi tersebut adalah :

Bappenas
Bappenas
  • Meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan merata
  • Mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun pendidikan
  • Meningkatkan profesionalisme guru dan merubah metode pembelajaran
  • Meningkatkan budaya sekolah dan membaca
  • Pendidikan vokasi, enterpreneurship dan karakter.

Saya rasa strategi tersebut sangatlah diperlukan karena pendidikan memiliki peran terpenting dalam mempersiapkan generasi muda supaya memenuhi kriteria generasi emas Indonesia 2045. Sebelum menuju tahun 2045, kita masih memiliki 25 tahun untuk mempersiapkan diri. Namun 25 tahun bukanlah waktu yang lama karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang output-nya sulit untuk dinilai dalam waktu dekat. Cukupkah waktu 25 tahun ini merubah kondisi pendidikan di Indonesia, sehingga berhasil memberikan hasil seperti yang kita harapkan? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita tengok kondisi pendidikan Indonesia saat ini.

Kondisi Pendidikan di Indonesia

Ada yang bilang pendidikan di Indonesia sedang dalam kondisi "sakit parah". Butuh obat mujarab untuk mengobatinya. Ada juga yang mengarahkan kalau ingin melihat kondisi pendidikan di Indonesia harus meluaskan jarak pandang kita, jangan hanya menilai pendidikan di kota -- kota besar dengan fasilitas serba ada. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu besar, sehingga menilai kondisi pendidikan di negeri ini juga harus melihat lebih dalam ke pelosok -- pelosok daerah. Dalam Buku Kilasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018, ada beberapa fakta yang terungkap yaitu :

  • Setidaknya terdapat 1,2 juta lebih ruang kelas yang mengalami kerusakan pada kategori ringan hingga berat. Ruang kelas yang rusak ini tersebar pada jenjang SD hingga SMA.
  • Ada sekitar 21 ribu sekolah pada jenjang SMP, SMA dan SMK yang belum memiliki fasilitas laboratorium IPA
  • Terdapat 71 ribu sekolah pada jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan SLB yang tidak memiliki perupustakaan

Kesulitan akses transportasi dan area pegunungan menjadi kendala pembangunan sarana pendidikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). - Muhajir Effendi,2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun