Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Janji Bunga Matahari: Novela Manis yang Tak Sekadar Menyuguhkan Kisah Romansa

16 Desember 2016   23:01 Diperbarui: 17 Desember 2016   01:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Novela yang tidak begitu tebal ini saya tamatkan dua hari lalu. Untuk keseluruhannya, saya suka, tapi ada beberapa hal yang tidak jadi menjadikannya sempurna. Heheh.

Novela berkaver biru ini mengambil setting tempat di Jepang, negara yang sangat ingin saya kunjungi suatu saat nanti. Mengambil tema besar tentang pertemanan dan roman, Koko Ferdie selaku penulis berhasil membuat saya tersenyum saat membaca ceritanya. Manis. Ini karena sewaktu membacanya, seolah-olah saya sedang menonton anime, yang memang kegemaran saya.

Tokoh-tokohnya pun mengingatkan saya pada karakter-karakter anime. Misalkan saja si tokoh utama, Tomomi. Kalau divisualisasikan, maka Mitsuha pada anime Kimi no Nawa yang cocok. Kemudian, Haru si cowok misterius, rasanya perangainya seperti L di anime Death Note. Dingin dan misterius.

Selain dua tema besar di atas, novela Janji Bunga Matahari ini juga menyisipkan tema keluarga, di mana merupakan bagian dari twist. Hal ini bermula saat Tomomi memutuskan tinggal bersama nenek di Chiba, karena alasan yang menyakitkan di Kyoto. Tidak disangka, keajaiban pun terjadi padanya. Keajaiban yang menyingkap rahasia yang ibunya sembunyikan.

Haru yang misterius itu, sempat terpikir oleh saya kalau seorang hantu di awal-awal cerita. Pasalnya, kehadirannya di dekat Tomomi bisa setiap saat, juga pakaiannya yang tidak pernah ganti. Tapi, ah, tidak menyangka kalau dia… :O

Overall, dari ketiga tema itu, saya paling suka di bagian tema keluarga. Kalau pertemanannya sih, ada pelajaran yang bisa diambil. Mengajarkan kalau sahabat sejati tidak akan terpisahkan meski ada konflik-konflik yang datang. Sementara untuk tema roman, saya merasa sebagai tempelan saja.

Nilai pluslain dari novela ini adalah riset penulis mengenai Jepang yang cukup baik. Juga, penggambaran karakternya yang kuat. Pantas saja saya bisa mengimajinasikannya dengan karakter-karakter anime yang sudah saya tonton. Kalimat yang digunakan pun sederhana, mengalir, dan enak dibaca. Namun, ada beberapa kata di narasi yang tidak baku, but it’s ok.

Sayangnya, mungkin karena pembatasan halaman, alurnya terlalu cepat. Ada bagian-bagian yang sebaiknya diceritakan lebih panjang lagi. Hmm, tapi ending-nya pas, terkesan tidak memaksa. Meski tidak ada kejutan, setidaknya membuat pembaca tidak bisa dengan mudah menebaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun