Apakah Anda mengamati kian hari coffeeshop semakin menjamur? Bahkan, kafe yang dulunya sudah tidak aktif lagi, mendadak bangkit lagi. Dasarnya memang sedang menjadi tren, tempat minum kopi ini pun terlihat kompetitif dengan nama-nama kekinian yang bahkan mengandung filosofi dan desain estetik ala anak muda. Lantas, kenapa bisnis sih ini banyak diminati pelaku bisnis? Yuk, simak alasan berikut!
       Coffeeshop sebagai Tempat Pelarian
        Akibat pandemi virus Covid 19, berbagai kegiatan seperti pembelajaran dan bekerja dilakukan di rumah saja atau lebih dikenal dengan work from home. Agaknya, teori bahwa manusia adalah makhluk sosial merupakan alasan mendasar mengapa coffeeshop kini tengah menjamur. Mereka rindu akan berinteraksi dengan orang lain yang biasanya dilakukan. Selain itu, suasana rumah yang cenderung monoton kurang dapat membangun mood, sehingga sangat berpotensi untuk menimbulkan kebosanan.
      Belajar dan bekerja dengan tempat yang nyaman tentu akan membuat Anda lebih bersemangat dalam melakukannya. Apalagi, fasilitas berupa Wifi dan colokan listrik dapat menunjang kegiatan tersebut. Alhasil, coffeeshop dinilai cocok sebagai tempat pelarian. Ditemani menu yang memanjakan lidah, cuci mata, dan sarana yang memadai, apa lagi yang kurang dari pesona tempat ini? Bonusnya, mungkin saja Anda akan melihat hiburan berupa atraksi barista yang sedang meracik kopi.
       Coffeeshop sebagai Ladang Konten
        Di era digital ini, definisi membuat konten dan pamer memang beda tipis. Tidak apa-apa, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk branding. Dia ingin orang lain mengenalinya sebagai suatu sosok yang memiliki suatu identitas. Namun, yang terpenting adalah Anda melakukannya dengan elegan. Mau eksis, jangan sampai norak, begitu kira-kira konsepnya.
      Nah, kembali lagi ke coffeeshop. Akibat terlalu lama di rumah saja, intensitas konten yang Anda unggah akan berkurang sebab rutinitas work from home dinilai tidak memiliki daya jual di media sosial Anda. Kemudian, tempat yang terkenal dengan berbagi kisah atau topik ini seakan-akan menawarkan solusi jitu. Desain-desain unfinished seperti industrial, tanaman hijau, serta kerlip lampu gantung sudah cukup untuk dikatakan estetik. Alhasil, Anda akan foto sana-sini juga sembari menikmati menu yang dipesan. Media sosial Anda pun terisi lagi dengan hal-hal yang menarik dan tentu saja kekinian.
       Coffeeshop sebagai Pengganti Vending Machine Kopi
        Meminum kopi merupakan salah satu gaya hidup populer yang sudah ada sejak lama. Alhasil, adanya vending machine dapat dijadikan alternatif untuk mempermudah seseorang mendapatkan minuman ini. Namun, tahukah Anda bahwa vending machine susah laku di Indonesia? Apa ya sebabnya?
      Di Jepang, pasaran coffeeshop harus seimbang dengan vending machine. Diketahui ada lima juta unit, bahkan rasionya satu unit untuk 23 orang. Hal tersebut tidak bisa diterapkan di Indonesia sebab penduduk dengan usia produktif mencapai 70,7% sesuai dengan survei tahun 2020. Di negara matahari terbit tersebut, rata-rata umur penduduk adalah 46 tahun. Alhasil, gaji pekerja produktif sangat mahal. Selain itu, harga sewa properti di Jepang relatif mahal, sehingga akses mendapatkan kopi digantikan melalui vending machine. Terakhir, Indonesia memiliki budaya nongkrong. Berbeda dengan Jepang yang meminimalisir percakapan dengan orang asing.
      Nah, itulah tiga alasan mengapa cofeeshop kian menjamur di Indonesia. Selain karena keadaan, rupanya faktor budaya turut serta memberikan sumbangsih. Tertarik ikut terjun juga ke bisnis ini? Pertama-tama, siapkan modal, mencari lokasi yang strategis, mencari tenaga kerja yang berkompeten, dan risetlah menu-menu kekinian yang banyak diminati konsumen. Selamat mencoba!