Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Sudah Ditakdirkan Menjadi Pecinta Binatang, Masa Bodoh Dipandang Aneh

5 Maret 2020   14:53 Diperbarui: 6 Maret 2020   14:42 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini saya mengetahui fakta bahwa pemilik zodiak Scorpio dan tipe kepribadian INFJ adalah pecinta alam dan binatang. Pernyataan tersebut saya rasa sangatlah benar. 

Saya menaruh minat lebih terhadap dua hal tersebut bahkan sejak kecil. Dari koleksi foto lama di album pun saya terlihat sangat antusias ketika diajak orang tua ke kebun binatang.

Sebagai pecinta binatang tentu membuat saya memiliki hewan peliharaan. Yang umum-umum saja kok, kucing misalnya.

Seingat saya, semenjak pindah rumah ketika masuk TK, selalu ada kucing liar yang datang. Dikasih makan terus, lama-lama menjadi penghuni tetap. Begitu siklusnya ketika satu mati, lalu hadirlah lainnya sebagai pengganti.

Entah itu rezeki bagi saya dan keluarga atau kucing yang sebelumnya kami pelihara berbicara pada temannya bahwa di rumah saya orangnya baik pada kucing, sehingga selalu ada pengganti, saya tidak tahu.

Dua kemungkinan itu sama kuatnya, karena menurut referensi yang pernah saya baca, sangat mungkin kucing berinteraksi seperti itu. Bahkan, di Jepang, ketika seseorang kehilangan kucing, dia akan berbicara pada kucing liar di jalanan agar peliharaannya tersebut pulang, dengan tidak lupa menyebutkan namanya.

Dari kucing-kucing yang pernah saya pelihara, ada empat ekor yang menurut saya teramat spesial. Mereka adalah Si Boncel, Simi, Mocca, dan Tiger.

Si Boncel adalah kucing hitam yang datang ke rumah ketika acara 40 harian Mbah. Kata orang-orang, dia titisan Mbah. Haha ada-ada saja.

Saya menyukai anime Sailormoon dan di sana ada tokoh kucing hitam bernama Luna. Makanya, ketika ada Si Boncel, anggap dia Luna versi asli. Dia besar, jinak, dan penurut. Suka nongkrong di dudukan tetangga, tetapi ketika melihat orang rumah lewat, dia langsung pulang.

Kenapa dinamakan seperti itu? Soalnya dia kalau garuk-garuk sampai luka.

Simi. Dia kucing Bengal (dari motif). Berbadan besar dan sekilas seperti ras mainecoon. Bulunya memang tidak panjang. Makanya menjuluki dia sebagai mainecoon KW haha. Penamaan kucing tersebut terinspirasi dari aplikasi Simsimi yang saat itu sedang tren.

Nah, yang membuat dia spesial adalah pertama karena dia lucu. Tidak terlihat sekali seperti kucing kampung, karena wajahnya sangar. Selain itu, dia sangat penurut, tidak nakal, dan ketika diberikan kalung lonceng, dia sangat senang membunyikannya.

Mocca. Dia kucing terlama yang ada di rumah saya. Menurut hitungan umur versi kucing, dia sudah berumur 60 tahun. Satu tahun umur kucing sama dengan 15 tahun. Dia ini anak buangan. Saya menemukannya di samping rumah selepas solat subuh. Meski sudah tua, wajahnya masih sangat imut. Biasanya 'kan kulitnya sudah keriput dan tampak berjamur. 

Dia memiliki mata bulat sempurna alias round-round eyes. Hidungnya hitam, coraknya kembang asem coklat, dan kakinya sebelahan, satu putih satu coklat. Makanya saya sering bully dia, "Ih, kakinya sebelahan!" haha.

Yang membuatnya sangat spesial adalah tingkah lucu dan manjanya dan mengerti ketika diajak berinteraksi. Dia pun tahu kalau saya sedang sedih. Dia akan menatap saya dengan kadar kelucuan lebih lantas minta dipangku sambil memegangi tangan saya.

Terakhir Tiger. Tiger ada bersamaan dengan Mocca, tetapi sayang sekali dia pergi begitu cepat sejak masih anak-anak. Saya tahu kucing bermotif seperti Simi dan Tiger banyak yang menyukainya. Jadi, kemungkinan mereka diambil orang.

Tiger anak baik dan lucu. Sangat manja dengan saya seperti Mocca dan mereka sangat menggemaskan ketika dijahili. Tidak lupa saya pun merekam aksi mereka. Saya paling suka merekam ketika mereka memijat saya. Itu tanda kasih sayang pada majikannya, bukan?

Sekarang saya tengah melanjutkan pendidikan di kota lain. Mocca yang sekarang masih ada di rumah tentu membuat saya kangen. Untunglah, kucing di kos yang saya kasih makan bisa menjadi hiburan. Dulu ada Poe. Kakinya panjang. Kalau dia manusia pasti tinggi. Ketika kembali setelah libur lebaran, dia tidak pernah kelihatan lagi.

Kemudian, ada Cantik yang sudah diadopsi temannya teman. Lalu, Embul. Dia kucing oren yang gemuk. Jenis kucing batik. Terakhir yang baru-baru ini, Si Wanita Berkumis dan dua anaknya. Mereka tidak bisa dipegang dan sering nongkrong di dekat jendela kamar saya. Saat pagi dan siang biasa saya lempari makanan.

Kecintaan saya terhadap binatang mungkin terkesan berlebihan di mata orang lain lebih-lebih ketika menunjukkan rasa gemas yang luar biasa. Misalkan, ketika mengelus-elus perut kucing hamil sambil bilang, "Lancar ya Pus lahirannya!" Sebagai sesama perempuan, rasa empati itu tumbuh dan saya yakin melahirkan memang tidak mudah meski saya menikah saja belum haha. 

Di sisi lain, berinteraksi dengan binatang disebut sebagai perilaku Antropomorfisme dan itu sangat wajar alih-alih terlihat bodoh. Yang berpikiran seperti itu, bacaanmu kurang banyak! Secara alamiah pun, manusia cenderung lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan atau alam ketimbang sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun