Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alhamdulillah, Hujan

17 Juni 2017   12:27 Diperbarui: 17 Juni 2017   12:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu tetes air menjatuhi Mawar. Seperti daun talas, air itu bukannya menyerap, tapi luruh. Mawar lega. Sedikit debu sudah tersapu. Dia semakin tidak sabar menunggu hujan yang lebih deras lagi.

Tetes-tetes berikutnya jatuh. Pelan dan teratur. Ibarat menghitung satu sampai tiga, pada detik itu, Tuhan tengah membasahi bumi dengan indah. Kesejukan kontan merajai tubuh dan hidung. Tanah itu mengeluarkan aroma.

Mawar sangat girang. Kakinya yang ikut-ikutan kotor terbilas sudah. Selain itu, rasanya seperti sedang mandi dengan pancuran, tapi ada sensasi tersendiri saat ini. Dia begitu menyukai hujan. Dia tidak akan kucel lagi.

                                           ***

Seorang gadis terbangun dari tidur. Lamat-lamat, dia mendengar ada suara yang mendetap di genting. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa saat ini sedang hujan. Dia memang menantikannya.

Sebelum hujan, udara sangat panas. Dia sampai tidak berkonsentrasi saat mengerjakan PR. Alhasil, dia memilih tidur dengan ditemani kipas angin. Selain itu, dengan turunnya triliunan partikel air dari langit, sumur tidak akan asat. Dia sebal kalau kekurangan air.


Setelah terduduk dan menggeliat, dia turun dari tempat tidur. Dia lalu memakai sandal bulu. Dia melangkah ke jendela ruang tamu yang menghadap ke jalan.

Dia tersenyum. Ada satu lagi kelebihan hujan yang menguntungkannya. Tugas rumah yang diberikan Mama berkurang, yaitu: menyiram bunga.

Mawar kesayangan Mama sudah basah. Saat hujan reda, dia akan menengoknya. Air-air yang belum luruh pasti membuat bunga itu tampil semakin cantik. Pun menarik untuk dijadikan objek foto.

Alhamdulillah hujan, syukur gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun