Mohon tunggu...
Hamzun
Hamzun Mohon Tunggu... Penulis - Memuat Seputar Karya Tulisan, Catatan Harian, Media Berita dan Informasi

📝Literature Enthusiasts 🖌Kaligrafi 📝Kreator Media 🖌Jurnalisme YouTube, click link below ⤵️ youtu.be/hNI4KXdnNFM

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

September dan Pembuka Kisahnya

8 September 2021   01:10 Diperbarui: 8 September 2021   01:13 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Puncak, 5 September

Sabda hati yang teramat dalam menyampaikan isi hati dalam perjalanan singkat menuju kebebasan diri. Sebuah hal yang pasti, bahwa setiap manusia mempunyai problematika yang berbeda, punya ceritanya sendiri dan solusi dan penyelesaiannya masing-masing. Tapi satu karunia yang luar biasa kita sadari bahwa Tuhan siapkan juga kebahagiaan dibalik itu semua.

September sudah tiba dan kita sedang berada didalamnya, satu tanda bahwa jatah umur sudah semakin berkurang, dan dewasa sudah semestinya menyertai. 

Semakin dewasa berarti semakin besar pula tanggungjawab dan semua hal yang mendewasakannya, menjadi dewasaa tentu merasa hidup tuh yang dirasa tak cuma yang manis-manis saja, merasa jatuh cinta, bahkan jatuh karena keadaanpun bisa saja dirasakannya, dan tentu semua adalah proses dari perjalanan pendewasaan itu sendiri.

Rangkas, 6 September

Dalam puncak sebuah cerita indah, terkadang kita lupa bahwa ada patah yang siap menunggu, ada hikmah yang selalu bisa dipetik dan ada kisah dan rindu dalam setiap kenangan. melepaskan sejenak kepenatan dalam tugas dan asa yang sudah kian membungkam rasa, tak ada suara hanya rasa dalam pesannya.

Meletakan semua beban yang ada dengan kembali dan pulang, bukan untuk pergi dan meninggalkan, hanya saja siap berancang untuk kembali melaju lebih jauh lagi. 

Memandangi nisan nestapa yan dibalut dalam kenangan cerita dari sosok yang penuh kehangatan beberapa orang yang selalu mampu melindungi dan memberi keamanan juga rasa hangatnya kasih sayang, walalu kini sosok-sosok itu sudah kembali berpulang, pulang ketempat yang yang kekal abadi dalam kebahagiaan, semoga saja selalu dalam lindungan-Nya.

Leuwidamar, 7 September

Ditemani secangkir kopi kita kembali mengenang, perjalanan singkat dipuncak ketenangan, bersama dengan teman seperjuangan, tapi dalam ceritanya terbesit sebuah kisah pilu dari seorang sahabat perjalanan, tentang luka dalam sebuah janji setia yang sudah diungkapkan, terkhianati oleh sebuah kedatangan seorang sosok baru yang tiba-tiba berani menantang bahkan merebut sosok yang sudah lama diidamkan. pengkhiatan yang begitu menyakitkan menusuk relung hati yang terdalam bak racun yang dengan cepat mematikan tanpa belas kasihan.

tapi dari sakitnya sebuah kehilangan tentu ada hikmah yang bisa dijadikan pelajaran, pelajaran hidup yang lebih berharga daripada sebuah materi pelajaran yang ada di bangku sekolahan, yang terkadang hanya sekedar dikenang tanpa kembali dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun