Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunikasi Abnormal Menjawab dengan Alasan

4 Juni 2023   12:51 Diperbarui: 4 Juni 2023   12:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu cara berkomunikasi dengan mengurung diri untuk mendapatkan rasa aman (Hamim Thohari Majdi)

Contoh berikut sering dijumpai dalam komunikasi, dengan membangun benteng diri agar tidak dipengaruhi atau terpengaruh orang lain. Yaitu memberi respon bukan pada konteks yang sedang dibicarakan.

"mohon maaf pak, saya pesan  sate sepuluh tusuk, tidak dicampur sambalnya" ujar anak remaja kepada ojek online, "maaf mas, pesananan sudah banyak, lagian jam segini biasanya si penjual masih menyiapkan bahan, hP-nya jarang dilihat, nanti saja pesannya" ujar si pengojek online.

"Iya mas, jangan pesan sekarang, nanti saja dua jam lagi" lanjut si tukang ojek. "Paham saya pak, tapi pesanan saya dinote dulu agar tidak lupa" pinta anak remaja yang demen sate di sudut kotanya.

Percakapan semakin sengit, karena tukang ojek meninggikan suaranya dan tanpa memperhatikan permohonan pelanggannya, lebih asik menyodorkan alasan-alasan yang tidak dibutuhkan oleh mitra bicaranya.

TIDAK SEMUA MEMBUTUHKAN ALASAN

Komunikasi adalah saling memahami, dibutuhkan keterampilan untuk memahami karakter antara komunikator dan komunikan begitu pula sebaliknya. Tanpa mau memahami akan terjadi ketimpangan dan salah arah, tidak terwujud kelancaran dan keharmonisan dalam berkomunikasi.

Memang, untuk menuju kejelasan pesan yang dikomunikasikan perlu pengulangan dan penegasan pada poin yang dimaksud. Mengingat antara komunikan dan komunikator memiliki visualisasi beragam dalam hal yang dibicarakan. 

Visualisasi masing-masing perlu diselaraskan untuk mendapatkan kesamaan maksud. Di sinilah peran penjelasan dan alasan dibutuhkan untuk mempertegas statemen atau pokok hal yang dibicarakan. 

Sedang pada pokok bicara yang jelas, seperti kasus sate antara pelanggan dan tukang ojek, tidak butuh banyak penjelasan, karena yang dibutuhkan adalah tindakan bukan memperpanjang dan melebarkan  alasan.

AGAR MUDAH BERKATA "YA"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun