Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kidung Penyambut Senja

12 April 2023   20:18 Diperbarui: 12 April 2023   20:34 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kidung penyambut senja ada asa (Hamim Thohari Majdi)

Bertempat di aula pondok pesantren Nurus Syuhada' desa Kedungrejo,  Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, berlangsung kajian kidung penyambut senja, ada apa dengan senja?

Belakangan ini, fenomena senja bukan saja peristiwa undur diri sang mentari sementara dari pandang manusia, ada jingga  penuh mesra.  Jalan mulai berkurang penggunanya, sebagian besar sudah kembali dalam sangkar buaian mimpi-mimpi tentang  hari eaok. Setelah bekal terkumpul dalam menekuk hasrat pelepas dahaga dan pengusir lelalh. Tinggal menunggu senja.

Manusia berhias empat permata namun ada pantangan yang peelu dijaga dalam memandang jingga. 

Pertama, akal adalah permata utama bagi manusia untuk membeda dengan binatang, sehingga ada  istilah manusia (orang) adalah binatang yang berakal. Namun logika formal manusia kalah dan sirna ketika dalam suasana marah dan membiarkan marah sebagai keledai tunggangannya. Secantik apapun ketika dalam keadaan marah menjadi asem, banyak yang memalingkan pandangan darinya.

Kedua, agama sebagai penuntun ketenteraman hati mencari arah hakiki kehidupan dan apa yang harus dilakukan serta apa saja yang wajib dijauhi. Namun.akan sirna bila sikap iri dijadikan sebagai selimut, iri menjadi parasit dalam hati dan agama. Sirnalah agama secara perlahan bila memelihara sikap iri hati plus dengki.

Ketiga, malu adalah permata, bila manusia membungkus perilakunya dengan "malu" maka terlihat cemerlang dan glowing. Namun.kalah dengan kerakusan yang bersiap siap menangglkan rasa malu digantikan kerakusan dan kerasukan (jin-setan).

Keempat, amal.sholeh, orang yang  memiliki investasi kesolehan akan terpantul cayaha dari wajahnya. Namun kalah dengan gosip atau ghibah yang dilakukan. Maka orang yang banyak menggunjing orang lain bisa mengurangkan pahalanya.

Di sujud pandang matahari sudah terjepit sinarnya, bergegaslah untuk memulai malam dengam kenangan menyenangkan. Janganlah menyia-nyiakan waktu, berapapun lamanya dan terbatasnya harus ada bekas kemaslahatan, seperti senja bagi pengidola dan  pemuja malam, ada penantian yang mendebarkan, ini mahal harganya.

Aku ingin senja adalah bahagia. Aamiin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun