Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hindari Evaluasi Seperti Jauh Panggang dari Api

9 Januari 2023   16:17 Diperbarui: 9 Januari 2023   16:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasa Rapat Evaluasi Semester satu di Lingkungan Yayasan Bahrusysyifa Lumajang Jawa Timur (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi) 

Akhir adalah momentum untuk melakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar capaian kinerja dari yang sudah direncanakan dari sisi kuantitas dan kualitas. 

Bagi sebuah perusahaan atau instansi akhir tahun sama halnya dengan tutup buku dalam periode satu tahun yang dimulai dari 1 Januari hingga 31 Desember. Tidak begitu adanya di dunia pendidikan, akhir tahun kalender (bulan Desember) merupakan batas akhir waktu semester ganjil atau semester satu, sebab dalam dunia pendidikan menggunakan istilah tahun ajaran yang dimulai bulan Juli berakhir bulan Juni tahun berikutnya. 

Maka lembaga pendidikan melakukan evaluasi semester satu termasuk di dalamnya yayasan Bahrusysyifa Bagusari Lumajang Jawa Timur dengan salah satu bidang garap yaitu pendidikan. Evaluasi dilakukan usai pelaksanaan Penilaian akhir semester (PAS) dengan harapan sudah muncul hasil perkembangan belajar di masing-masing lembaga. 

Yayasan Bahrusysyifa Bagusari Lumajang Jawa Timur memiliki beberapa unit pelaksana kegiatan (UPK) yaitu : Taman Penitipan Anak (TPA/Day care), Kelompok bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SD), pendidikan tahfidz berasrama dan non asrama. Karena membutuhkan waktu yang cukup untuk bisa melakukan evaluasi di seluruh UPK yang ada.

Walau evaluasi akhir semester atau akhir tahun telah rutin dilaksanakan, namun dalam prakteknya setiap tahun memiliki gaya dan nuansa yang berbeda, pada tahun ini fokus mengembangan pendidikan di jenjang SMP karena masih usia setahun berjalan, alias baru operasional selama semester ganjil tahun pelajaran 2022-2023.

Ekstra pelayanan dan pengawasan tentu menjadi dasar utama dalam mengawal SMP untuk bisa berjalan tegak menuju kemandirian. Usia enam bulan belumlah cukup dewasa dan belum teruji, bahkan banyak menghadirkan kekhawatiran dan kecemasan.

MEMILIKI ALAT UKUR

Untuk melakukan penilaian atau evaluasi harus ada panduan atau pedoman, tidak sekadar apa yang sekarang terjadi atau mengomentari hasil yang dicapai saat ini. Sebagai patokan atau tolok ukur adalah perencanaan, dalam sebuah organisasi dasar utama dalam melaksanakan kegiatan adalah perencanaan, rencana yang disepakati secara institusional, bukan rencana perseorangan, bukan pula hanya rencana ketua atau pimpinan. Maka evaluasi haruslan mengahadirkan pertanyaan, "sudah perencanaan-perencanaan dilaksanakan ?"

Dalam perencanaan telah memuat jenis kegiatan, penetapan waktu, penggunaan pendanaan, sasaran dan hal lainnya. inilah yang seharusnya dijadaikan pedoman untuk menghindari salah tafsir dan salah ukur dalam membuat kesimpulan seberapa besar capaian kinerja dan sudahkan sesuai dengan alur perencanaan. 

Alat ukur, seperti meteran adalah untuk memastikan pancang pendeknya sebuah benda dengan ukuran pasti centi meter dan meter. sehingga hasil yang didapat dalam mengukur suatu benda misal satu meter dua puluh lima senti. ukuran yang jelas dan dapat dibuktikan dan diuji kembali oleh siapapun.

Evaluasi di bidang sarpras lembaga pendidikan di lingkungan yayasan Barusysyifa Lumajang Jawa Timur (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)
Evaluasi di bidang sarpras lembaga pendidikan di lingkungan yayasan Barusysyifa Lumajang Jawa Timur (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

HILANGKAN PRADUGA

Selain alat ukur, dalam proses evaluasi perlu dihilangkan kepentingan pribadi dan praduga. di antara kepentingan pribadi adalah membela atau mencela, karena kedekatan hubungan dengan pihak yang dievaluasi, secara spontan menyatakan cukup dan sudah mencapai tujuan. Sebaliknya karena kebencian, sehingga menjadaikan forum evaluasi sebagai ladang pencelaan, saling menjatuhkan dan penyampaian sejuta alasan kegagalan yang dicapai.netralitas adalah wajib bagi pengevaluasi, keterpihakannya hanya kepada kepentingan institusi, karena hal ini akan mempengaruhi nasib lembaga di kemudian hari. 

Obyektifitas memandang sebuah masalah adalah penting agar mendapatkan banyak sudut pandang dan berbagai dimensi keilmuan. Sedangkan praduga hanyalah berupa simpulan-simpulan sesuai dengan apa yang diketahui saja, tidak menyeluruh.

Bahaya praduga bila diikuti dengan kebencian, benci terhadap individu yang sedang dievaluasi. untuk menjadikan praduga memiliki nilai tawar sebagai pintu evaluasi, maka perlu memiliki data-data akurat dan sekali lagi yang menjadi penting adalah perencanaan beserta standar capaiannya.

DEKATKAN API DENGAN PANGGANG

melakukan evaluasi ibarat mencicipi makanan untuk mendapatkan kualitasnya, maka harus benar-benar merasakan serta memperhatikan bentuk dan Jenisnya, tidak bisa mendapatkan rasa yang sejati ketika hanya dipandang dan dipegang. karena tampilan tidak selalu mencerminkan rasa.

Evaluasi dan memberikan penilaian adalah upaya secara konprehensif, bila ingin mendapatkan hasil maksimal, termasuk di dalamnya melakukan supervisi atau cros cek di lapangan atau pelaksanaan, bukan hanya melalui sumber pelaporan, baik lisan ataupun tulisan.

Seperti hendak menanak atau membakar jangan sampai jauh panggang dari api, sulit mencapai tujuan. maka cukupkan jarak antara api dengan panggang, pilihlah posisi yang tepat sebagai pengamat sehingga menghasilkan penilaian yang akurat.

TINDAK LANJUT

Hasil evaluasi haruslah mencakup sekumpulan penyebab keberhasilan dan ketidak terlaksnaan, dua hal ini sangat penting dijadikan dasar dalam merusmuskan langkah berikutnya.

Kesuksesan ada cara meraihnya, maka cara-cara yang sudah dilaksanakan bisa diulang dan ditingkatkan dalam perencanaan masa mendatang, dengan memodifikasi cara yang sudah ada, insya Allah akan didapat hasil yang lebih baik.

Kegagalan juga ada penyebabnya, karena itu harus diurai, syarat apa yang belum terpenuhi dan langkah apa yang belum dilakukan. bila sudah didapat akar penyebabnya, maka segera dirumuskan skala prioritas tindak lanjut dari pilihan-pilihan yang sudah dihadirkan.

Sebaik apapun evaluasi kalau tidak dilakukan tindak lanjut, maka hanya sebagai dokumen dan prasasti yang tidak memiliki arti, sebaliknya evaluasi yang kurang sempurna tetapi hasil dan konsensusnya ditindak lanjuti akan mampu mengejar ketertinggalan dan menjadi terdepan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun