TIDAK ADA JALAN KELUAR BAGI PEMBOHONG
Seperti gali lubang tutup lubang artinya pinjam uang bayar utang dan lubangnya tak pernah hilang, itulah cara pembohong untuk menutupi kebohongannya dengan cerita fiktif edisi lanjutan. Â Keluar dari satu pintu kebohongan harus membuat pintu baru. Maka berlipat dan bertingkat kebohongan yang diciptakan.
Bagaimana mungkin seorang bercerita fiktif bisa dibuktikan secara kasat mata ? maka cara menalarkan ceritanya harus dibuat bumbu-bumbu yang menghadirkan rasa gurih, pendengarnya semakin mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil termangu menunggu lanjutan cerita.
Ibarat kejujuran adalah air dan kebohongan adalah oli bekas, maka tidak pernah menjadi satu, sepertinya bercampur tapi hakekat senyawanya berpisah, air menepi dan tampak dipermukaan, sedang bekas oli menguasai keadaan. Air yang bercampur dengan bekas oli tidak bisa dimanfaatkan sebagimana fungsi air itu sendiri.
Sekali berbohong, perlu ada kebohongan tambahan untuk mempertahankan kebenaran dari cerita fiktifnya, semakin nyaman dengan kebiasaan berbohong, maka kebohongan adalah kewajaran dan kebutuhan untuk bisa bermasyarakat, padahal masyarakat sudah memberi label sebagai "pembohong".
ANAK KECIL TIDAK BOLEH BOHONG
Seperti nasihat guru kepada siswanya dan orang tua kepada anaknya, maka kalimat yang sering muncul ketika mendapati anak atau siswa berbohong, Â nasihat indah yang diucapkan adalah "anak kecil tidak boleh berbohong".
Kalimat di atas memberikan pengertian kapan seseorang boleh berbohong, "anak kecil" bisa dipamahi menunjuk kepada usia seseorang atau tingkatan pertumbuhan yaitu masa kanak-kanak, kadang orang tua orang tua menganggap anak-anaknya berapapun usianya disebut sebagai "anak kecil".
Masa-masa kecil anak tidak boleh berbohong, dan kenyataan menunjukkan begitu. Contoh ketika anak-anak masuk  waktu belajar, orang tua mendapatinya sedang teridur, dibangunkan sang anak lalu orang tua bertanya "sudah belajar?" sang anak dengan tegas menjawab "sudah" lalu orang tua menyergah "jangan bohong ya, anak kecil tidak boleh bohong lo".
Di waktu lain, orang tua sedang rebahan  terasa lelah dan inginnya memanjakan diri, agar tidak terganggu kedatangan orang yang dibenci atau tamu tak diundang, orang tuanya berpesan kepada sang anak "nanti kalau ada si A, bilang kalau ayah tidak ada".
Dua cerita jelas menunjukkan waktu ketika seseorang diperbolehkan berbohong, yaitu orang tua. Untuk itu saatnya pola pengasuhan diubah katakan kepada orang tua "orang tua tidak boleh berbohong",