Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Para Penolak Imunisasi Anak

8 September 2022   15:45 Diperbarui: 9 September 2022   03:25 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi imunisasi anak| Dok AFP Photo/Chaideer Mahyuddin via Kompas.com

INGAT ANAK TEMAN

Kasih sayang orangtua kepada anak dalam kaitannya dengan imunisasi, di samping berangkat dari kenyataan yang dialami anaknya, ditambah dengan kasus anak temannya dan kasus-kasus kecil lainnya, membuat orangtua ragu dan dipikir berulang-ulang.

Salah satu kenyataan di depan mata. Hampir seperempat abad anak teman mendapatkan imunisasi, setelahnya tanpa diduga sang anak terserang panas bahkan menggigil, seiring dengan ikhtiar penyembuhan sang anak. Tak kunjung datang obat yang jodoh lalu mengejang hingga saat ini dan pertumbuhan fisiknya tidak seperti anak seusianya.

Tidak mau masuk lubang dua kali di lubang yang biasa dilewati. Maka orangtua demi kasih dan sayangnya seratus persen lebih, maka ditolaklah imunisasi ini. Memang kasus efek negatif imunisasi tidak bisa diabaikan seratus persen dan tidak boleh dijadikan satu-satunya alasan untuk menolak imunisasi.

Dalam bahasa humor, imunisasi campak dilakukan sejak usia balita agar anak kelak menginjak dewasa tidak dicampakkan dalam kehidupan, ada sabagian orangtua berpikir sebaliknya untuk menghindari efek negatif dari imunisasi.

TAKUT SUNTIK

Imunisasi dilakukan dengan cara menyuntik di lengan, setelah menyebar ke seluruh tubuh, salah satu indikasi bahwa imunisasi ini adalah munculnya demam atau panas saat terjadi adaptasi tubuh untuk menerima, ibarat perang pasukan dalam tubuh "anti body yag sudah ada " dengan "anti body baru", tentu karena terjadi peperangan situasinya memanas, sepanas itulah tubuh anak yang mendapatkan imunisasi.

Kondisi panas yang disebabkan suntikan, jadi fokusnya adalah suntikan, ketajaman jarum suntik, kecil menggigit. Ketakutan terhadap jarum menjadikan mereka enggan ke dokter atau berobat di fasilitas kesehatan, mereka memilih kepada pengobatan herbal atau jamu obat tradisional.

Jadi permasalahannya bukan pada imunisasi, trauma sakit itulah yang dihindari, kebetulan sakit yang diderita timbul dari alat suntik

TRAUMA COVID-19

Salah satu terhambatnya pemberian imunisasi anak adalah munculnya wabah virus yang bernama Covid-19, dua tahun bangsa Indonesia dikungkung dalam ancaman virus, penyebarannya dasyat dan korbannya sudah tak terhitung dengan segenap ratusan telapak tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun