JAGA JARAK
Berjalannya waktu membuat semuanya berubah di antaranya fisik, psikis dan hubungan komunikasi anak dan orang tua, karena memiliki kesibukan masing-masing dan mengokohkan dunia yang dibangun (anak sedang membangun dunianya bersama teman dan orang-orang yang mampu singgah di hatinya).
Orang tua semakin rapuh fisiknya dan terkesan lebih emosional, sementara anak menuju kepada kedewasaan dan kematangan. Dampak dari proses inilah, kemudian ada sikap yang tidak jujur muncul, anak mulai menggunakan intrik dalam melakukan sesuatu.
Mereka pasang jarak, bagi anak adalah salah satu langkah aman untuk bisa menghilang atau menjauh dari pengamatan orang tua, melepas sedikit demi sedikit ikatan emosionalnya, lalu tumbuh ingin disebut anak "pemberani" bukan "penurut". Seiring dengan itu agar leluasa melakukan aktivitas di luar rumah.
Sementara di luar rumah mereka semakin lengket dengan teman-temannya, menyatu dalam darah dan hatinya, mengalahkan apa yang selama ini dirajut oleh orang tuanya. Jadi jarak yang dibangun oleh anak-anak yang memiliki indikasi modus guna memberi ruang kepada orang lain (teman) untuk mengisi dalam warna yang lain.
BENTUK MODUS
Ketika anak sudah berhasil menentukan jarak aman dengan orang tuanya, mulailah mengatur strategi bagaimana segenap aktivitas terbebas dari pantauan orang tua. Pada kondisi seperti ini, harapan anak supaya orang tua mulai berkurang atau tidak sama sekali mengikuti urusannya.
Anak yang suka modus, tentu anak yang memiliki kepentingan tersembunyi dan menyembunyikan kepentingannya, karena ada kekhawatiran tidak mendapat persetujuan atau dukungan dari orang tuanya, meski hasratnya disampaikan dan di presentasikan dengan nalar yang benar (dalam pandangan anak).
Menghindar, adalah muara utama modus yang dijalankan oleh anak, dengan meminimalkan komunikasi verbal (bicara), seperti berada di rumah orang lain, tidak saling kenal dan kurang sapa. Hal ini dilakukan bila anak melakukan kesalahan atau melanggar apa yang sudah ditegaskan oleh orang tua.
Ketika diingatkan anak-anak yang suka modus  merasa dihakimi, seperti tersiram air hangat, langsung reaktif dan ulahnya berlebihan. Bisa jadi langsung masuk kamar dan tutup pintu bagi anak perempuan, sedang anak laki-laki lebih senang ke luar dari rumah.
Tampang melas ala aktor sinetron, kadang ditampilkan oleh anak ketika orang tua sudah tidak lagi memberi perhatian dan tidak menuruti apa yang menjadi permintaannya serta mengurung diri di kamar.