Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bila Buah Hati Tidak Bisa Diam

28 Agustus 2022   20:44 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak pendiam, tidak banyak tingkah dan penurut adalah dambaan bagi orang tua. Bahkan orang tua dengan seribu cara berusaha membuat anaknya diam. Salahkah orang tua seperti itu?

Pada sisi lain, anak banyak tingkah, tidak bisa diam dalam waktu lama, ada saja yang dikerjakan. Selalu bikin ulah dan "masalah" adalah anak yang membuat pusing dan gelisah orang tua. Kekhawatiran orang tua atas tingkah laku anaknya apakah salah?

Dua fenomena di atas adalah realitas yang terjadi di tengah masyarakat. Orang tua memiliki persepsi dan perlakuan terhadap aksi-aksi anaknya.  Hal ini bergantung dari latar pendidikan dan pengalamannya. 

Namun yang selalu dihebohkan adalah anak yang memiliki cadangan energi melebihi batas kenormalan. Sehingga harus memberi perhatian khusus bagi mereka. Parahnya, ada yang menganggapnya sebagai penyakit dan masalah sosial atau abnormal.

HAMBATAN BELAJAR

Anak yang sulit diam biasanya mengalami hambatan dalam belajar, kurang bisa fokus dan duduk dalam waktu lama, membuat anak ini selalu gelisah, karena energinya terpusat pada otot, bukan di otak. 

Di rumah atau di kelas, mereka mengganggu saudara dan teman, karenan tingkahnya. Walau misal mereka tidak banyak pergerakan, tetap mempengaruhi konsentrasi yang lain. 

Bagi orang tua atau guru yang tidak memahami kompetensi anak, akan memandang dari sisi negatifnya, sebagai anak bermasalah. Inilah sebenarnya biang yang harus diusir, diputus mata rantai agar tidak menjalar ke mana-mana.

Pandangan dari sisi negatif, membuat perlakuan yang tidak sesuai dengan kondisi anak. Seperti seorang dokter bila salah melakukan diagnosa, akan berakibat pada pemberian obat yang tidak dibutuhkan atau bahkan bertolak belakang.

Jadi hambatan belajar bagi anak yang banyak tingkah, semakin menjadi-jadi kalau lingkungannya tidak ramah, tapi suka marah-ramah. Membuat anak semakin ogah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun