Masa Remaja: Antara Harapan dan Ancaman Kesehatan
Masa remaja adalah jembatan menuju kedewasaan, tetapi di tengah harapan besar yang diberikan kepada mereka, ada realitas pahit: kesehatan remaja sering diabaikan. Dari gangguan mental hingga kekerasan, tantangan yang mereka hadapi nyata. Apakah kita sebagai masyarakat dan negara sudah melakukan cukup untuk melindungi mereka?
Kesehatan Remaja: Isu Mendesak yang Sering Terpinggirkan
Remaja menghadapi berbagai risiko kesehatan yang kompleks, mulai dari kesehatan mental, akses ke layanan kesehatan reproduksi, hingga tekanan sosial yang memengaruhi kesejahteraan mereka. Namun, masih banyak kendala yang membuat remaja tidak mendapatkan haknya secara optimal:
Kurangnya akses ke layanan kesehatan yang ramah remaja, terutama di daerah pedesaan.
Minimnya edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, menyebabkan banyak remaja tidak memiliki pemahaman yang cukup.
Tingginya angka perundungan dan kekerasan, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial.
-
Stigma terhadap kesehatan mental, membuat banyak remaja enggan mencari bantuan profesional.
Pengaruh media sosial dan budaya digital, yang sering kali memberi tekanan berlebih pada remaja.
Hasil survei kesehatan mental nasional tahun 2022 menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia (34,9%) memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir (I-NAMHS, 2022). Sementara itu, hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2024 menunjukkan bahwa 7,28% anak usia 13-17 tahun mengalami masalah kesehatan jiwa selama 30 hari terakhir. Ini menunjukkan bahwa sistem perlindungan kesehatan remaja masih jauh dari ideal.
