Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bara Api di Cangkir Kopimu

18 Februari 2020   03:58 Diperbarui: 18 Februari 2020   04:19 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepalamu benarlah Tuhan yang berbaik hati memercik bulir kecerdasan
Dan aku tahu kau selalu tersungkur syukur karenanya
Dahagamu melebihi kerbau berhiaskan lumpur kering digiling matahari
Sehingga berlarian kaki-kaki jemarimu demi seteguk penyiram percikan api di rongga dadamu
Kutemukan kau menggenggam secangkir kopi, ada bara api di situ
Kau meneguknya dan menyemburkan api untukku
...

Aku tak kuatir pada bara api di cangkir kopimu
Tapi aku kuatir mengganti kata khawatir dengan kuatir
Yang kini telah aku lakukan di bawah kebodohan pepohonan di rongga kepalaku
Dan kaupun bersorak-sorai merayakan dengung gembira
...

Kebun-kebun menghijau terhampar dan masih sama dengan siklus semestinya
Roda-roda kencang berpacu waktu, menggilas pikiran usang berjelaga di pojok rongga kepala
Apakah benar-benar di kepala itu kita berpikir, kaupun memikirkannya dengan gumpalan kata-kata yang kau tabung selama perjalanan pencarian, entah apa yang kau cari
Yang kuingat hanyalah bara api di cangkir kopimu
Yang mengelupaskan kulit-kulit kegeraman di bibirmu
Asap-asap kedengkian mungkin mulai menutupi pandangan sorot mata rabun, semakin merapat di udara dan seolah kabut-kabut berlapis
...

Berusaha dadaku melupakan ketika dirimu begitu bergemuruh dengan secangkir bara api di kopimu
Mungkin hari ini kau sedang menikmati sarapan, pun tak akan lupa secangkir kopi beserta bara api di dalamnya
Teko di rumahmu mungkin begitu sakti sehingga tiap menyeduh kopi selalu disertai bara api
Oh, tidak
Aku salah
Dulu teko itu tidak begitu
Aku tahu
Karena beberapa kali meminjamnya
Untuk menikmati secangkir kopi darimu
Tapi aku kini tidak berminat lagi dengan secangkir kopimu
Selama bara api masih ada di dalamnya
...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun