Hari paling istimewa
Pagi jelang subuh, saya sudah bangun untuk siap2 shalat subuh dan ngajar santri. Seperti biasanya setelah subuh saya ngaji kitab safinah annajah dan bulughul maram. Sdah 6 bulan saya baca kitab dan hampir hatam semga bisa khatam dalam waktu dekat.
Sekitar jam 6.00 wib saya kedatangan tamu tidak dikenal. Dia seorang musafir yg mengaku dari Lampung. Sebut saja namanya Ahmad. Dia bertamu dalam rangka melanjutkan perjalanan menuju makam Sunan Bonang via Ngawi. Ahmad berjalan kaki dari Jombang tepatnya dari Makam syeh Hasyim Asyari, Pendiri NU. Dalam keadaan bingung dan lelah, Ahmad mampir ke gubuk saya dg diantar tukang becak.
Singkat cerita, setelah sarapan pagi dan minum teh hangat, saya persilahkan Ahmad istirahat sejenak..namun dia menolak dg alasan ingin melanjutkan perjalanan. Sayapun tidak bisa menghalangi perjalanannya. Ia pun bergegas pamit undur diri, numun sebelum pergi, dia menyarankan kepada saya untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi.
Dalam sehari 1000 kali.
Saran dr Ahmad tadi pagi, membuat saya teringat kepada (Alm..Kyai Zaenal Abidin Bin Munawwir Krapyak Jogjakarta. Sekitar tahun 2012, saya sowan Kyai Zaenal dan disarankan ujian ntuk memperbanyak bacaan Shalawat kepada Kanjeng Nabi. Tamu bernama.Ahmad tadi, memberikan isyarat kepada saya agar Istiqomah dalam membaca Shalawat. Alfatehah untuk kyai Zaenal Abidin.
